Selasa 01 Dec 2020 11:42 WIB

Vaksin BCG Berpotensi Beri Perlindungan Terhadap Covid-19

Vaksin BCG ditujukan untuk mencegah infeksi bakteri penyebab tuberkulosis (TBC).

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas kesehatan bersiap menyuntikan vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG) dengan menerapkan protokol kesehatan. Riwayat vaksinasi BCG memberikan efek perlindungan nonspesifik terhadap Covid-19.
Foto: ANTARA /Ampelsa
Petugas kesehatan bersiap menyuntikan vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG) dengan menerapkan protokol kesehatan. Riwayat vaksinasi BCG memberikan efek perlindungan nonspesifik terhadap Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin BCG tampak berpotensi memberikan perlindungan terhadap Covid-19. Laporan mengenai kasus Covid-19 lebih sedikit ditemukan pada orang-orang yang pernah mendapatkan vaksin ini.

Vaksin BCG (bacillus Calmette-Guerin) merupakan vaksin yang sudah berumur lebih dari 100 tahun. Vaksin ini ditujukan untuk mencegah infeksi bakteri tuberkulosis (TB).

Baca Juga

Di samping itu, penelitian telah menunjukkan bahwa pemberian vaksin BCG di awal kehidupan dapat menurunkan risiko kematian anak hingga 45 persen. Vaksinasi BCG tampak menurunkan risiko sepsis pada bayi, infeksi pernapasan, dan demam.

Pada remaja dan lansia, beberapa bukti menunjukkan bahwa vaksin BCG dapat memberi perlindungan dari infeksi virus di saluran pernapasan. Berdasarkan temuan-temuan ini, tim peneliti dari Cedars-Sinai Medical Center meyakini bahwa vaksin BCG dapat memancing sistem imun bawaan.

Sistem imun bawaan merupakan perlindungan lini pertama yang dimiliki tubuh dalam melawan virus dan organisme lain. Berbeda dengan sistem imun adaptif, sistem imun bawaan jarang menarget patogen spesifik yang pernah menyerang tubuh sebelumnya.

Tim peneliti lalu bertanya-tanya apakah vaksin ini juga dapat menurunkan kerentanan seseorang terhadap infeksi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Penelitian mereka mengenai vaksin BCG dan dampaknya terhadap infeksi SARS-CoV-2 telah dimuat dalam The Journal of Clinical Investigation.

"Kami tertarik untuk mempelajari vaksin BCG karena vaksin ini telah lama diketahui memiliki efek protektif terhadap beragam penyakit virus dan bakteri lain selain TB, termasuk sepsis neonatal dan infeksi pernapasan," jelas salah satu peneliti dan Direktur Pediatric and Infectious Disease and Immunologi di Cedars-Sinai Dr Moshe Arditi, seperti dilansir Medical News Today.

Ada total 6.201 tenaga kesehatan yang memberikan sampel darah mereka untuk studi ini, dalam periode 11 Mei 2020 hingga 18 Juni 2020. Sebanyak 1.836 orang di antaranya pernah menerima vaksin BCG, 4.275 orang belum menerima vaksin tersebut, dan 90 orang tidak yakin.

Pada kelompok yang pernah menerima vaksin BCG, ada sebanyak 2,7 persen orang yang positif terkena Covid-19. Sebagai perbandingan, ada 3,8 persen orang yang dinyatakan positif Covid-19 pada kelompok yang tidak pernah menerima vaksin BCG.

Dr Arditi mengatakan, ada individu-individu yang pernah divaksinasi BCG tidak terlalu parah ketika kena Covid-19. Oleh karena itu, mereka memproduksi lebih sedikit antibodi terhadap SARS-CoV-2.

"Atau mereka mungkin telah meningkatkan respons imun seluler yang lebih evisien untuk melawan virus tersebut," pungkas Dr Arditi.

Hasil studi ini mengindikasikan bahwa riwayat vaksinasi BCG memberikan efek perlindungan nonspesifik terhadap infeksi SARS-CoV-2. Selain itu, riwayat pemberian vaksin BCG juga menurunkan gejala Covid-19.

"(Efek) ini tampaknya (berkaitan) khusus dengan BCG, karena (vaksinasi yang lain) tidak berkaitan dengan perlindungan serupa dalam melawan infeksi SARS-CoV-2," tutur tim peneliti dalam laporan mereka.

Saat in,i ada 22 uji klinis yang sedang dilakukan untuk menginvestigasi potensi vaksin BCG dalam mencegah atau mengobati Covid-19. Terlepas dari itu, Dr Arditi mengatakan tidak ada ilmuwan yang meyakini bahwa vaksin ini akan lebih efektif dibandingkan vaksin yang dikembangkan secara spesifik untuk mencegah Covid-19.

Namun, bila vaksin BCG terbukti efektif berdasarkan uji klinis ini, vaksin BCG bisa dengan cepat mendapatkan izin dan disebarkan untuk pencegahan atau pengobatan Covid-19.

"Ini merupakan jembatan penting potensial yang dapat memberikan beberapa manfaat sampai kita memiliki vaksin Covid-19 paling efektif dan aman yang tersedia secara luas," ujar Dr Arditi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement