Selasa 01 Dec 2020 12:21 WIB

Menteri BUMN Kaji Pembentukan BUMN Pupuk Nonsubsidi

Menteri BUMN Erick Thohir saat ini fokus optimalisasi pabrik pupuk seluruh Indonesia.

Menteri BUMN, Erick Thohir. Menteri BUMN, Erick Thohir mengaku sedang mengkaji kemungkinan pembuatan BUMN baru yang khusus untuk mengelola pupuk non subsidi. Rencana ini merupakan bagian dari perbaikan tata kelola di BUMN Pupuk Indonesia yang tengah ia lakukan.
Foto: Tangkapan layar akun Youtube MoFA Indonesia
Menteri BUMN, Erick Thohir. Menteri BUMN, Erick Thohir mengaku sedang mengkaji kemungkinan pembuatan BUMN baru yang khusus untuk mengelola pupuk non subsidi. Rencana ini merupakan bagian dari perbaikan tata kelola di BUMN Pupuk Indonesia yang tengah ia lakukan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN, Erick Thohir, mengaku sedang mengkaji kemungkinan pembuatan BUMN baru yang khusus untuk mengelola pupuk nonsubsidi. Rencana ini merupakan bagian dari perbaikan tata kelola di BUMN Pupuk Indonesia yang tengah ia lakukan.

Erick mengungkapkan, pupuk selalu menjadi masalah di kalangan petani, terutama antara pasokan subsidi dan nonsubsidi. Dia pun menyinggung rencana membentuk perusahaan baru yang khusus mengurusi pupuk nonsubsidi.

"Bahkan kemarin sempat terpikir jangan-jangan kita bikin satu perusahaan pupuk yang non subsidi. Supaya cost-nya (biaya) jelas yang subsidi dan nonsubsidi," kata Erick, Senin (30/11) malam.

Meski begitu, Erick mengatakan rencana tersebut belum diputuskan, masih sebatas pemikiran dalam mencari solusi masalah pupuk untuk petani. Selain untuk membuat perusahaan pupuk nonsubsidi, Erick Thohir juga melakukan upaya optimasi pabrik-pabrik Pupuk Indonesia yang kurang efisien.

Terhadap manajemen Pupuk Indonesia, Erick Thohir telah melakukan beberapa kali perombakan. Terakhir, pada 20 November 2020, Erick mengangkat mantan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau PT RNI, Eko Taufik Wibowo, menjadi Direktur Keuangan dan Investasi Pupuk Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement