REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepasang harimau sumatera atau Panthera tigris sumatrae yang diyakini saudara seinduk telahdilepasliarkan ke habitat alaminya oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat dan tim dari Yayasan ARSARI Djojohadikusumo pada Kamis (26/11).
Proses pelepasliaran harimau sumatera bernama Putra Singgulung dan Putri Singgulung tersebut dipimpin oleh BKSDA Sumatera Barat itu dilakukan selama dua hari.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno dalam keterangan diterima di Jakarta, Senin, menyampaikan apresiasi terhadap segenap pihak yang telah membantu upaya konservasi harimau sumatera itu mulai dari proses evakuasi, rehabilitasi hingga lepas liarnya.
“Dukungan berbagai pihak yang tidak pernah surut, apalagi di masa pandemi ini, merupakan sinergi yang amat penting untuk menjaga bumi kita dan kelestarian satwa liar di dalamnya,” katanya.
“Tentu saja perjuangan segenap pihak di berbagai wilayah di Sumatera akan menjadi catatan penting kita bersama dalam memastikan kelestarian harimau sumatera bagi generasi penerus kita,” ujar Wiratno.
Kepala BKSDA Sumatera Barat Erly Sukrismanto mengatakan proses lepas liar yang penuh haru tersebut dimulai dengan perjalanan yang ditempuh selama kurang lebih delapan jam.
Tim sempat mengalami hambatan tanah longsor yang mengakibatkan rombongan tim lepas liar yang terdiri dari tim BKSDA Sumatera Barat dan tim Yayasan ARSARI Djojohadikusumo, yakni tim medis Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasraya (PR-HSD) ARSARI turun dari kendaraan dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
“Walaupun perjalanan cukup berat, namun kami sangat berbahagia bisa melaksanakan amanah dari Direktorat Jenderal KSDAE KLHK untuk mengembalikan sepasang satwa liar yang terancam punah ini kembali ke habitat alaminya,” kata Erly.
Harimautersebut sebelumnya telah dititip rawatselama kurang lebih lima bulan di PR-HSD ARSARI. Putri Singgulung mulai direhabilitasi sejak 14 Juni 2020 dan Putra Singgulung sejak 29 Juni 2020, sebelum dilepas liar, keduanya telah diperiksa kesehatanpada 22-23 November 2020.
“Baik Putra maupun Putri dalam kondisi sehat, tidak ada gangguan fisik, pertumbuhannya signifikan, baik berat badan maupun panjang tubuh, serta telah memiliki gigi permanen yang lengkap, sehingga kami telah merekomendasikan kesiapannya untuk lepas liar,” kata dokter hewan Kartika Amarilis yang sekaligus Manajer Operasional PR-HSD ARSARI.
Saat proses pelepasan liar, Putra Singgulung terlebih dahulu melakukan lompatan pertama ke alam. Selanjutnya, barulah disusul oleh Putri Singgulung sekitar tiga jam kemudian.