REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Sebanyak 26 karyawan RSUD Pameungpeuk Kabupaten Garut terkonfirmasi positif Covid-19. Pihak manajemen rumah sakit akan mengadakan evaluasi atas kejadian itu.
Direktur RSUD Pameungpeuk, Lulu Fahrizah Balqis mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah agar kejadian serupa tak terulang di kemudian hari. Salah satunya adalah mengenai pengadaan alat pelindung diri (APD). "Sebab yang menjadi sumber penularan bukan di tempat isolasi. Justru di pelayanan umum," katanya Selasa (1/12).
Menurut dia, penularan kepada tenaga kesehatan (nakes) tak terjadi dari ruang isolasi pasien Covid-19 lantaran protokol kesehatan dijaga ketat dan APD yang digunakan adalah yang terbaik. Sementara di layanan umum, APD yang digunakan para nakes adalah yang kualitas level 2 atau bukan yang terbaik. "Ke depan kita akan gunakan yang utama. Termasuk maskernya kalau bisa pakai N95," kata dia.
Selain itu, para nakes juga diminta berkomitmen untuk tak berpergian ke luar wilayah selama pandemi Covid-19 belum teratasi. Sebab, adanya puluhan karyawan yang terkonfirmasi positif Covid-19 di RSUD Pameungpeuk diduga bermula dari penularan di luar rumah sakit. "Jika terpaksa dari luar wilayah, dia harus isolasi mandiri. Kalau tidak nurut, harus ada sanksi," kata dia.
Namun, untuk sanksi kepada nakes itu, Lulu belum mau mengambil kepastian. Sebab, kondisi para nakes di RSUD Pameungpeuk saat ini masih syok dengan kasus puluhan karyawan yang terkonfirmasi positif Covid-19. "Kita pelan-pelan ke arah sana. Karena sekarang semua nakes masih syok. Suasana hatinya sedang tak stabil," kata dia.