Selasa 01 Dec 2020 18:00 WIB

28 Ribu Ibu Hamil di Indramayu Jalani Tes HIV

Tes tersebut dimaksudkan sebagai langkah skrining HIV/AIDS bagi ibu hamil.

Rep: lilis sri handayani/ Red: Hiru Muhammad
Ibu hamil di masa pandemi.
Foto: Republika.co.id
Ibu hamil di masa pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sebanyak 28 ribu ibu hamil di Kabupaten Indramayu ditargetkan menjalani tes HIV. Hal itu dikarenakan ada kasus ibu hamil terkena HIV yang tidak disadari.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, menjelaskan, dari total 28 ribu ibu hamil tersebut, sebanyak 17 ribu orang di antaranya telah menjalani tes HIV. Dengan demikian, tersisa ada 11 ribu ibu hamil yang harus menjalani tes HIV. "Selama sebulan mulai 15 November – 15 Desember, kita harus menyelesaikan (tes HIV terhadap) 11 ribu ibu hamil dari total 28 ribu ibu hamil," ujar Deden, di sela Peringatan Hari AIDS se-Dunia Tingkat Kabupaten Indramayu, di Puskesmas Margadadi, Selasa (1/12).

Deden mengatakan, tes tersebut dimaksudkan sebagai langkah skrining HIV/AIDS bagi ibu hamil. Semakin cepat kasus itu ditemukan, maka semakin baik langkah pengobatan maupun pencegahan penyebarannya.

Dalam kesempatan yang sama, Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Asda II), Maman Kostaman, menjelaskan, para ibu hamil di Kabupaten Indramayu harus dilakukan tes HIV sebagai upaya pencegahan. Pasalnya, banyak kasus ibu hamil terkena HIV dan tidak disadarinya."Untuk itu, dalam peringatan Hari AIDS se-Dunia, diharapkan sebanyak 11 ribu ibu hamil bisa dilakukan tes HIV secara keseluruhan," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Indramayu tersebut.

Maman berharap, peringatan Hari AIDS se-Dunia dapat menjadi refleksi bagi semua pihak. Dengan demikian, kasus tersebut tidak terus tumbuh di Kabupaten Indramayu.

Penguatan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah provinsi, pusat serta elemen masyarakat lainnya harus terus dimasifkan. Selain itu, penguatan solidaritas terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) juga terus ditingkatkan. Pada 2030 mendatang, Indonesia menargetkan akhir dari AIDS. "Untuk target sepuluh tahun mendatang, mari sama-sama kita wujudkan agar Indramayu benar-benar terbebas dari HIV/AIDS," kata Maman.

Deden menambahkan, HIV/AIDS dapat dicegah dan dikendalikan dengan menerapkan Suluh, Temukan, Obati, dan Pertahankan (STOP). Selain itu, pihaknya menargetkan Three Zeroes. Yakni, tidak ada lagi infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS, dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement