REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 30 personil TNI AD dan AL atau Marinir diterjunkan memburu Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Bantuan dari TNI itu dikerahkan setelah kelompok teroris pimpinan Ali Kalora kembali menebarkan teror terhadap masyarakat sipil.
Terakhir mereka diduga melakukan pembantaian satu keluarga dan pembakaran rumah di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
"Hari ini ada informasi tambahan dari TNI AD dan marinir angkatan laut sebanyak 30 orang baru tiba di geser dari Poso. Tentunya kami juga akan menunggu update informasi tambahan dari Jakarta," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (1/12).
Kemudian di Sigi sendiri, lanjut Awi, pasukan dari satgas Tinombala, Densus 88 Antiteror Polri, Satbrimob Polda Sulawesi Tengah dibantu oleh TNI sudah siaga di Sigi. Hingga saat ini, tim masih melakukan pengejaran terhadap kelompok teroris yang sempat dikomandani oleh Santoso. Hanya saja, Awi mengakui, masih ada kesulitan terkait medan yang menjadi tempat persembunyian kelompok teroris MIT.
"Memang permasalahan yang seperti kemarin saya sampaikan bahwa rentang wilayahnya memang mereka selama ini dari Poso, kemudian Parimo Parigi Moutong, kemudian Sigi di pegunungan di atas 2.500 MDPL. Jadi sama-sama harus bersabar karena tim masih melakukan pengejaran," tutur Awi.
Selain itu untuk meredam situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Sigi, kata Awi, Polda bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat dari MUI, FKUB, FUKRI, Komnas HAM dan media juga dilibatkan untuk melakukan pertemuan. Hal itu dilakukan untuk memberikan pemahaman dan satu persepsi bahwa peristiwa tersebut murni teror yang dilakukan komplotan Ali Kalora.
"Tetap juga termasuk sampai saat ini juga Polres versama sama Karo SDM Polda Sulawesi Tengah masih melakukan trauma healing," kata Awi.