Rabu 02 Dec 2020 07:20 WIB

Kerusakan Hutan Amazon Melonjak Saat Kepemimpinan Bolsorano

Bolsorano dinilai melemahkan hukum penegakan lingkungan..

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas berusaha memadamkan api di sepanjang jalan ke Jacunda National Forest, dekat kota Porto Velho di kawasan Vila Nova Samuelyang merupakan bagian dari hutan Amazon, Senin (26/8).
Foto: AP Photo/Eraldo Peres
Petugas berusaha memadamkan api di sepanjang jalan ke Jacunda National Forest, dekat kota Porto Velho di kawasan Vila Nova Samuelyang merupakan bagian dari hutan Amazon, Senin (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID,BRASILIA — Deforestasi atau istilah yang diartikan sebagai penghilangan hutan atau penggundulan hutan akibat kegiatan manusia di Amazon meningkat hampir 10 persen sejak Presiden Brasil Jair Bolsonaro memimpin negara. Ia dianggap telah melemahkan hukum penegakan lingkungan, yang berakibat pada rusaknya ekosistem di hutan hujan terbesar dunia tersebut. 

Menurut data resmi Pemerintah Brasil dari Badan Penelitian Luar Angkasa Nasional (INPE), deforestasi Amazon saat ini melonjak ke level tertinggi dalam 12 tahun terakhir. Kerusakan meningkat 9,5 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 11.088 kilometer persegi. 

Baca Juga

Jumlah tersebut berarti Brasil kehilangan target yang ditetapkan di bawah undang-undang perubahan iklim pada 2009. Dalam undang-undang ini, ditetapkan bahwa negara yang wilayahnya mencakup sekitar 60 persen dari keseluruhan Amazon itu untuk mengurangi deforestasi hingga 3.900 km persegi. 

Pada 2019, kerusakan Amazon meningkat 34 persen. Alhasil, peningkatan 9,5 persen disambut baik oleh Pemerintah Brasil. 

Sementara para pemerhati lingkungan menyalahkan pemerintah atas kenaikan tersebut, pejabat federal memuji angka-angka tersebut sebagai tanda kemajuan dalam memerangi deforestasi, karena peningkatan tersebut jauh lebih rendah daripada peningkatan 34 persen yang tercatat pada tahun 2019.

"Meskipun kami tidak di sini untuk merayakan ini, itu menandakan bahwa upaya yang kami lakukan mulai membuahkan hasil," ujar Wakil Presiden Brasil Hamilton Mourao, dilansir The New Daily, Selasa (1/12).

Konsekuensi dari melesetnya target tidak diatur dalam undang-undang tersebut. Tetapi, aturan ini dapat membuat Pemerintah Brasil terbuka untuk mendapat tuntutan hukum.

Pengukuran tahunan resmi diambil dengan membandingkan citra satelit dari akhir Juli tahun ini dengan citra awal Agustus 2019. Amazon adalah hutan hujan terbesar di dunia, di mana perlindungannya sangat penting untuk menghentikan perubahan iklim lantaran banyaknya karbon dioksida yang diserap oleh paru-paru Bumi ini.

Kerusakan tahunan terbaru merupakan peningkatan substansial dari 7.536 km persegi deforestasi pada 2018, tahun sebelum Bolsonaro menjabat. Bolsonaro dinilai melemahkan badan penegakan lingkungan Ibama dan menyerukan untuk memperkenalkan lebih banyak pertanian komersial.

Termasuk dengan pertambangan di wilayah Amazon. Bolsonaro mengatakan alasan utama dari langkah yang dilakukannya adalah untuk mengangkat daerah tersebut keluar dari kemiskinan.

Para aktivis lingkungan mengatakan hal ini telah mendorong para petani ilegal, penambang dan perampas tanah untuk membuka hutan secara paksa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement