REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Kasubag Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Provinsi Maluku, Ipda Izak Leatemia menegaskan, tidak ada upaya pengepungan asrama mahasiswa asal Papua di BTN Wayame, Kecamatan Teluk Ambon oleh TNI maupun Polri. Dia menegaskan, video yang disebarkan adalah berita bohong atau hoaks.
"Video hoaks yang disebarkan melalui akun FB bernama Abner Holago memang membuat marah warga setempat, namun tidak ada pengepungan jalan masuk maupun mes mahasiswa ini," kata Leatemia di Kota Ambon, Selasa (1/12).
Unggahan video hoaks ini menggambarkan seakan-akan warga Wayame bersama salah seorang dosen, RT setempat, Dolvis da Costa bersama perangkat desa telah mengintimidasi mahasiswa Papua.
Menurut Leatemia, peristiwa itu bermula pada Senin (30/11) sekitar pukul 21:30 WIT, bertempat di BTN Wayame Blok 4 RT 011 RW 06 Desa Wayame, Kecamatan Teluk Ambon, tepatnya di kontrakan mahasiswa Papua ada warga asing masuk ke mes.
Warga asing itu diduga berasal dari salah satu desa di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Kemudian pejabat Desa Wayame, ketua RT setempat beserta perangkat desa menyambangi mes mahasiswa Papua.
"Pukul 21:50 WIT Pejabat Desa Wayame, Nur Alan La Saleman beserta staf tiba didampingi Babinkamtibmas dan Babinsa Desa Wayame untuk menanyakan identitas orang yang baru berkunjung ke mess dimaksud," uca Leatemia.
Namun terjadi penolakan dari mahasiswa Papua yang berada di dalam mess sambil membuat video provokatif, seakan mereka dikepung oleh TNI-Polri.
Perangkat Desa Wayame, Bhabinkamtibmas, dan Bhabinsa keluar dari mes mahasiswa Papua, karena tidak diizinkan masuk untuk menanyakan identitas terhadap tamu yang baru masuk. Untuk menjaga situasi keamanan di sekitar lokasi tersebut, kata dia, personel Polsek Teluk Ambon berjaga-jaga di sekitar lokasi mes mahasiswa Papua.
Ketua RT 011 RW 06 Desa Wayame, Dolvis da Costa juga membantah adanya aksi pengepungan oleh aparat TNI, Polri, dan RT serta perangkat Desa Wayame terhadap mes mahasiswa Papua.
"Saya bersama perangkat RT dan masyarakat masuk mess itu hanya untuk menanyakan ada orang yang dicurigai karena ketika kita masuk dan ada yang lari ke belakang mes," akui Dolvis.
Pejabat Desa Wayame, Nur Alan La Saleman juga menyatakan video yang menyebutkan ada intimidasi terhadap adik-adik mahasiswa Papua di mes Wayame itu tidaklah benar.
"Kedatangan aparat keamanan dan pengurus RT semata-mata adalah patroli wilayah yang sering kali dilakukan, terutama oleh RT dan Bhabinkamtibmas maupun Banbinsa jadi sama sekali tidak ada intimidasi, apalagi sampai melarang mereka keluar dan tidak bisa makan," kata Nur.
Kehadiran aparat keamanan pada Senin, (30/11) malam WIT, sempat terjadi adu mulut karena mereka mengusir para petugas yang datang di mes mereka.