REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, menggunakan platform media sosial China WeChat untuk mengkritik foto kontroversial yang diunggah juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian pada Selasa (1/12) malam. Dalam gambar itu menunjukan seorang tentara Australia sedang memegang pisau berlumuran darah di tenggorokan seorang anak Afghanistan.
China telah menolak seruan Morrison untuk meminta maaf setelah Zhao mengunggah gambar yang dimanipulasi secara digital pada awal pekan ini. Kedutaan Cina mengatakan kemarahan dan raungan dari politisi dan media Australia atas gambar itu adalah reaksi yang berlebihan.
Menanggapi pernyataan tersebut, dalam pesan WeChat, Morrison menulis bahwa perselisihan diplomatik antara kedua negara atas citra tentara itu tidak mengurangi rasa hormat dan penghargaan terhadap komunitas China di Australia. Dia membela penanganan Australia atas investigasi kejahatan perang terhadap tindakan pasukan khusus di Afghanistan.
Morrison mengatakan, Australia mampu menangani masalah pelik seperti ini secara transparan. Pemerintah Canberra sebelumnya mengatakan 19 tentara akan dirujuk untuk tuntutan pidana potensial atas pembunuhan tahanan dan warga sipil Afghanistan yang tidak bersenjata.
WeChat mengatakan kepada penyelidikan pemerintah Australia pada Oktober bahwa ada 690 ribu pengguna harian aktif di Australia. Sedangkan pesan Morrison telah dibaca oleh 50.000 pengguna WeChat pada Rabu (2/12) pagi.