REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Bencana tanah bergerak dan longsor, terjadi di beberapa lokasi wilayah Kabupaten Banjarnegara sepanjang Selasa (1/12) malam. Akibat bencana tersebut, tiga rumah warga di Desa Talunamba Kecamatan Madukara rusak berat dan ambruk.
Selain itu, longsor di wilayah Sigaluh juga sempat menyebabkan arus kendaraan di ruas jalan utama Wonosobo-Banjarnegara, macet total. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Wahyono, menyebutkan bencana tanah bergerak yang merusak tiga rumah warga di Desa Talunamba terjadi sekitar pukul 21.30 WIB. "Saat itu, hujan deras memang sedang mengguyur sebagian besar wilayah Banjarnegara," jelasnya, Rabu (2/12).
Pada saat itulah, tanah yang diatasnya berdiri tiga rumah korban, mengalami pergerakan. Gerakan tanah ini menyeret ketiga rumah korban, hingga kemudian ambruk dan rusak berat. Ketiga rumah tersebut, merupakan rumah yang ditinggali keluarga Sarmono (75), Edi Purwanto (65) dan Nurok (50). "Tidak ada korban jiwa atau luka dalam kejadian itu. Namun warga yang rumahnya rusak berat, saat ini harus mengungsi ke rumah saudaranya," katanya.
Dia juga meminta warga di sekitar lokasi kejadian untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat potensi bencana tanah bergerak atau longsor, masih mungkin terjadi. Terutama bila di kawasan tersebut terjadi hujan deras.
Selain bencana tanah bergerak yang merusak tiga rumah warga, pada Selasa (1/12) menjelang waktu Maghrib, juga terjadi tanah longsor di Desa Bandingan, Kecamatan Sigaluh. Longsor terjadi pada tebing yang berada d pinggir ruas jalan utama Banjarnegara-Wonosobo.
Akibat kejadian ini, arus lalu lintas baik dari arah Banjarnegara/Purwokerto maupun Wonosobo/Semarang, mengalami macet total. Mengatasi hal ini, Pemkab langsung menerjunkan alat berat ke lokasi untuk membersihkan material longsoran. Bahkan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, turun langsung ke lokasi memimpin upaya pembersihan. Setelah upaya pembersihan dilakukan, sekitar pukul 21.00 WIB, jalan raya sudah mulai bisa dilalui kendaraan.