REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, menetapkan status siaga darurat bencana mulai November 2020 hingga Februari 2020 seiring dengan meningkatnya curah hujan. Bencana yang perlu diwaspadai saat memasuki musim penghujan adalah longsor, angin kencang dan banjir.
"Kami terus mengingatkan warga meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana, terutama longsor, banjir, dan angin kencang seiring dengan meningkatnya curah hujan yang mulai relatif tinggi," kata Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah Budi Rahardjo saat menyampaikan paparan rakor (rapat koordinasi) evaluasi Covid-19 di Pekalongan, Rabu.
Menurut Budi, pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain memetakan potensi peta rawan bencana, berkoordinasi dengan TNI, Polri, serta relawan, dan menyiapkan logistik untuk kebencanaan.
"Kami sudah melakukan langkah-langkah antisipasi kesiapsiagaan, antara lain melaksanakan rakor, memetakan daerah rawan bencana. Kendati demikian, kewaspadaan masyarakat terhadap kebencanaan terus ditingkatkan," katanya.
Budi mengatakan, secara garis besar, wilayah rawan longsor berada di bagian selatan Kabupaten Pekalongan dan utara rawan banjir.
Adapun wilayah rawan longsor yang berada di bagian selatan Kabupaten Pekalongan tersebut, yaitu Kecamatan Paninggaran, Lebak Barang, Kandang Serang, Talun, Karanganyar, dan Doro.
"Untuk wilayah rawan banjir seperti Kecamatan Kajen, Bojong, Tirto, Wonokerto, Kedungwuni, dan Wiradesa," katanya.
Menurut Budi, piihaknya juga menyiapkan peralatan, personel, dan logistik untuk antisipasi apabila bencana itu terjadi. Posko induk siaga ada di kantor BPBD.
"Posko siaga bencana kecamatan yang berada di masing-masing kecamatan," katanya.