Kamis 03 Dec 2020 06:00 WIB

Uni Eropa Berharap Kerja Sama dengan AS Menguat di Era Biden

AS selama pemerintahan Trump menerapkan tarif/bea masuk produk Eropa

Red: Nur Aini
Bendera Uni Eropa
Bendera Uni Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Uni Eropa (EU) berharap kerja sama dagang antara Brussels dan Washington dapat kembali menguat setelah Joe Biden, presiden Amerika Serikat yang baru terpilih, resmi menjabat pada Januari 2021.

Kerja sama itu ditarget mewujudkan “agenda kemitraan Trans-Antlantik,” kata seorang pejabat tinggi EU saat menyampaikan harapannya untuk masa depan hubungan EU dan AS, Rabu (2/12).

Baca Juga

Harapan itu disampaikan EU karena AS selama empat tahun di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump memberlakukan tarif/bea masuk terhadap produk-produk Eropa demi mewujudkan misi Trump menempatkan Amerika sebagai prioritas. EU saat ini pun berupaya memperkuat kerja sama dengan Biden hampir di seluruh sektor.

AS dan EU “harus meningkatkan kerja sama untuk menyelesaikan masalah di sektor perdagangan,” kata Komisi Eropa saat menyampaikan usulannya terhadap negara-negara anggota EU. Komisi Eropa menyebut nilai dagang EU dan AS mencakup sepertiga dari total nilai dagang dunia.

Namun, dokumen setebal 12 halaman yang disajikan oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri EU, Josep Borrell, tidak menjelaskan strategi EU untuk meningkatkan kerja sama dengan AS. Dokumen itu hanya menyebut AS dan EU memiliki “nilai-nilai bersama yang mengedepankan martabat, hak-hak individu, dan prinsip demokrasi”.

Sebagaimana Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), EU berharap dapat menggelar pertemuan tingkat tinggi dengan AS pada 2021 saat Biden resmi menjabat. Para pemimpin EU akan kembali membahas masalah itu saat bertemu kembali pada 10 Desember.

AS saat ini masih mengenakan tarif untuk baja dan alumunium asal Eropa. Dua pihak telah mengenakan tarif untuk barang-barang seperti pesawat, minuman anggur, dan keju, khususnya setelah AS dan EU berseteru terkait subsidi untuk industri penerbangan.

Washington mengancam akan mengenakan lebih banyak bea masuk untuk produk Eropa setelah EU berencana menetapkan pajak untuk perusahaan penyedia layanan digital. Dua pihak juga memiliki posisi berbeda terhadap Organisasi Dagang Dunia (WTO) dan cara lembaga itu menyelesaikan sengketa. AS telah menolak cara penyelesaian sengketa WTO dengan menghentikan penunjukan hakim/penengah.

AS di bawah kepemimpinan Trump menolak usulan yang diajukan EU dan pihak lain terkait masalah di WTO. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada September 2020 mengatakan negara-negara berpengaruh di dunia dihadapkan pada dua pilihan, yaitu keluar dari WTO atau menggunakan WTO hanya untuk kepentingan masing-masing.

EU mengusulkan langkah pertama yang harus dilakukan EU dan AS harus merampungkan proses pemilihan direktur jenderal WTO yang baru dan “membicarakan cara menyelesaikan masalah di badan pemutus sengketa WTO”.

Komisi Eropa mengatakan EU dan AS harus membuka “dialog Trans Atlantik” mengingat keduanya memiliki kekuatan dalam industri teknologi seraya menemukan cara yang adil untuk memberlakukan pajak dan mengatasi “disrupsi pasar di ekonomi digital”. Bidang lain yang perlu dibahas antara lain pembangunan generasi kelima jaringan telekomunikasi (5G), kecerdasan buatan, tata kelola data, dan kerja sama terkait regulasi serta penyusunan standar kerja, kata EU.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement