Kamis 03 Dec 2020 05:57 WIB

Tanda-Tanda Seorang Muslim Meninggal Husnul Khatimah

Terdapat tanda-tanda Muslim yang meninggal dalam kondisi husnul khatimah

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat tanda-tanda Muslim yang meninggal dalam kondisi husnul khatimah. Ilustrasi ziarah kubur
Foto: ANTARA/FIKRI YUSUF
Terdapat tanda-tanda Muslim yang meninggal dalam kondisi husnul khatimah. Ilustrasi ziarah kubur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Wafat dalam keadaan baik menjadi impian setiap mukmin. Cara yang demikian biasa disebut sebagai husnul khatimah. 

Dr Mustafa Murad dalam Manajemen Husnul Khatimah mendefinisikan husnul khatimah sebagai kondisi di mana seseorang meninggal dunia dalam keadaan beramal saleh pada pengujung usianya hingga ia mengembuskan nafas terakhirnya. 

Baca Juga

Kematian yang husnul khatimah adalah kebahagiaan yang tiada tertandingi nilainya dan memiliki kedudukan yang terhormat dan agung di hadapan Allah SWT.

Sejumlah hadits mengungkap tanda-tanda orang yang meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah. Tanda-tanda tersebut, di antaranya sebagai berikut.

Pertama, mengucapkan kalimat tauhid (syahadah). Nabi SAW bersabda dari riwayat Muádz bin Jabal RA:

 عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ  

"Barang siapa yang di akhir hayatnya mengucapkan 'la ilaha illallah' (tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah, kecuali Allah SWT), maka ia masuk surga.'' (HR Abu Dawud).

Kedua, dahi atau keningnya berkeringat. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan para imam pengarang Sunan sebagai berikut:

 عن بُرَيْدَةَ بن الحصيب رضي الله عنه ، أَنَّهُ كَانَ بِخُرَاسَانَ ، فَعَادَ أَخاً لَهُ وَهُوَ مَرِيضٌ ، فَوَجَدَهُ بِالْمَوْتِ ، وَإِذَا هُوَ يَعْرَقُ جَبِينُهُ فَقَالَ : اللَّهُ أَكْبَرُ ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : " مَوْتُ الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِينِ  

Sebuah riwayat dari Buraidah bin Hashib RA, dia berada di Khurasan. Lalu, saudaranya kembali kepadanya dalam keadaan sakit sehingga ia sempat menyaksikan kematiannya. Saat saudaranya meninggal dunia, ia melihat keringat keluar dari dahinya, dan berkata, "Allahu Akbar". Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Meninggalnya seorang mukmin ditandai dengan keringat di dahinya." (HR Tirmizi, Nasa'i, dan Ibnu Majah).

Ketiga, meninggal dunia pada malam Jumat atau siang harinya. Tanda ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Umar RA.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رضي الله عنهما ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : " مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ "

Dia mendengar bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidaklah seorang Muslim meninggal dunia pada hari Jumat atau malamnya, melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah siksa kubur." (HR Tirmidzi).

Keempat, mati syahid. Ada lima macam mati syahid yang disebutkan Nabi Muhammad SAW dalam hadits riwayat Abu Hurairah:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : " الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ : الْمَطْعُونُ ، وَالْمَبْطُونُ ، وَالْغَرِقُ ، وَصَاحِبُ الْهَدْمِ ، وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ 

"Para syahid itu ada lima yaitu Yakni disebabkan wabah (al-math'un), sakit perut (al-mabthun), karam atau tenggelam (al-ghariq), tertimpa tanah runtuh (shahibul hadm), dan syahid dalam perang di jalan Allah." (HR Bukhari dan Muslim).

Meski demikian, peristiwa itu bukan menjadi penyebab mereka mati husnul khatimah. Setiap manusia akan menikmati cara mati itu sesuai dengan iman dan takwa kepada Allah SWT. 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Hasyr: 18)

عن عائشة رضي الله عنها قالت يَغْزُو جَيْشٌ الكَعْبَةَ، فإذا كانُوا ببَيْداءَ مِنَ الأرْضِ، يُخْسَفُ بأَوَّلِهِمْ وآخِرِهِمْ. قالَتْ: قُلتُ: يا رَسولَ اللَّهِ، كيفَ يُخْسَفُ بأَوَّلِهِمْ وآخِرِهِمْ وفيهم أسْواقُهُمْ ومَن ليسَ منهمْ؟ قالَ: يُخْسَفُ بأَوَّلِهِمْ وآخِرِهِمْ، ثُمَّ يُبْعَثُونَ علَى نِيَّاتِهِمْ 

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan Aisyah RA, Rasulullah bersabda: “Sekelompok pasukan menyerbu Ka`bah dan ketika mereka tiba di sebuah tempat, Allah membinasakan mereka semuanya yang ada di tempat itu tanpa ada yang tersisa.

Aisyah bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapa Allah membinasakan mereka semuanya tanpa ada yang tersisa, padahal ada orang-orang yang berada di pasar dan tidak termasuk bagian dari pasukan tersebut?" Rasulullah menjawab, "Allah membinasakan mereka semuanya tanpa ada yang tersisa, tetapi mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement