REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda mendeklarasikan pembentukan pemerintah Papua Barat di London, Inggris pada akhir November 2020. Panglima Kodam (Pangdam) XVIII/Kasuari, Mayjen I Nyoman Cantiasa menegaskan, deklarasi Benny tanpa dukungan dari masyarakat Papua.
Menurut Cantiasa, Benny sibuk menyatakan sebagai Presiden Pemerintahan Papua Barat, yang semakin hari semakin tidak masuk akal sehat. Dia menyebut, Benny semakin ditinggalkan rakyat Papua sendiri yang sudah sadar. Rakyat Papua, kata Cantiasa, juga paham tindakan yang dilakukan Wenda merupakan omong kosong dan tidak mendasar.
"Di sisi lain, tanpa banyak bicara, TNI dalam hal ini Kodam XVIII/Kasuari bersama sama unsur Forkopimda lainnya, baik Pemerintah Provinsi, Polda, Kejati (Provinsi Papua Barat) serta dukungan masyarakat Papua justru berhasil menciptakan situasi kondisi Papua yang semakin kondusif," kata Cantiasa kepada Republika, Kamis (3/12).
Cantiasa menyebut, kondisi itu terlihat jelas dari kedekatan antara TNI dan berbagai elemen masyarakat Papua. Pun sambutan hangat dari masyarakat atas berbagai kiprah TNI untuk memajukan Papua, sesuai semboyan Kodam XVIII/Kasuari ‘Patriot Pembela Rakyat’ menjadi bukti rakyat ingin tetap berada di bawah naungan NKRI.
"Wujud nyata kecintaan rakyat Papua terhadap TNI terimplementasikan dengan tingginya animo pemuda Papua untuk mendaftarkan diri pada program 1000 Bintara Otsus," kata mantan Danjen Kopassus tersebut.
Cantiasa mengaku, mendapat sambutan hangat dari mahasiswa saat berkunjung ke Universitas Papua (Unipa) di Kota Manokwari, Provinsi Papua Barat. Para mahasiswa sangat antusias saat bertatap muka Pangdam Kasuari dalam suasana yang lugas, rileks, dan penuh keakraban.
“TNI tidak pernah sesumbar. Tidak perlu berkoar-koar, karena yang penting adalah hasil yang terbaik bagi rakyat, dalam hal ini rakyat Papua Barat sebagai anggota keluarga Bangsa Indonesia dalam rumah besar NKRI," ujar Cantiasa.
Dia menambahkan, masyarakat Papua semakin paham selama ini keberadaan kelompok anti-NKRI yang tidak pernah berbuat apa apa untuk mereka, hanya malah menyengsarakan.
Kelompok tersebut, tuding Cantiasa, juga menghambat pembangunan serta tidak memberikan dampak positif apapun apalagi mensejahterakan rakyat Papua. "Karena saat ini rakyat Papua bukan butuh bualan, tapi wujud nyata," ucap Cantiasa.