REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meminta agar teknologi digunakan dalam mempercepat pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sebab, pandemi Covid-19 memaksa semua sektor lebih adaptif dengan teknologi termasuk sektor properti.
"Strategi yang perlu dilakukan di era pandemi saat ini khususnya bagi dunia usaha, adalah melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi aktivitas pekerjaan menggunakan teknologi media eletronik dan digital," ujar Kiai Ma'ruf saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Real Estate Indonesia (REI) Tahun 2020 secara virtual, Kamis (3/12).
Selain itu, ia berharap pembangunan perumahan khususnya bagi MBR diharapkan dapat menggunakan skema padat karya agar memberikan pekerjaan dan manfaat langsung kepada masyarakat. Begitu juga, seluruh pembangunannya agar menggunakan bahan dan material-material produksi dalam negeri dan bahkan bahan bangunan hasil industri lokal.
Ia mengatakan, pemerintah terus berupaya melakukan percepatan dalam mengimplementasikan berbagai perizinan dan persetujuan dengan menggunakan teknologi elektronik dan digital.
"Dengan teknologi digital proses perizinan menjadi lebih cepat, mengurangi potensi pungli dan lebih sesuai dengan tuntutan zaman," kata Kiai Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf mengatakan, realisasi program sejuta rumah untuk tahun ini terkendala akibat pandemi Covid-19. Hingga 16 November 2020, realisasi Program Sejuta Rumah mencapai 5,4 juta unit. Lebih dari 70 persennya dinikmati MBR. Karena pandemi ini pula, rencana capaian REI untuk membangun 239.109 unit rumah untuk MBR mungkin belum mencapai target.
Karena itu, Kiai Ma'ruf mengingatkan perjuangan untuk menyediakan rumah bagi rakyat masih panjang. Apalagi jumlah masyarakat yang belum memiliki rumah juga masih banyak.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2019, jumlah keluarga di Indonesia yang memiliki rumah sebesar 80,07 persen, sementara sisanya tinggal dengan cara menyewa rumah, menumpang di rumah kerabat, bahkan hidup nomaden.