Kamis 03 Dec 2020 14:01 WIB

Saudi Negara Paling Aman di Antara Negara-Negara G20

Saudi menduduki peringkat pertama di antara negara-negara G20

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Arab Saudi menduduki peringkat pertama di antara negara-negara G20 sebagai negara teraman
Foto: Arab News
Arab Saudi menduduki peringkat pertama di antara negara-negara G20 sebagai negara teraman

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Arab Saudi menduduki puncak daftar sebagai negara paling aman menurut indikator internasional terkait keamanan dengan mengungguli lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Hasilnya terungkap melalui lima indikator keamanan yang termasuk dalam Global Competitiveness Report 2019 dan Sustainable Development Goals Index 2020.

Saudi menduduki peringkat pertama di antara negara-negara G20, di atas lima anggota tetap Dewan Keamanan (PBB). Ini melampaui China dan Kanada di antara G20 dan melampaui China dan AS dalam indeks merasa aman saat berjalan sendirian di malam hari.

Arab Saudi juga berada di urutan pertama dalam indeks kepercayaan warga pada layanan polisi yang mengukur kepercayaan pada keamanan dan efektivitas dalam menegakkan hukum dan ketertiban. Selain itu, Saudi unggul dalam indeks keandalan layanan polisi, sebuah indikator yang mengukur kepercayaan publik terhadap penegakan hukum dan keberhasilannya dalam mencapai ketertiban dan keamanan.

Arab Saudi berada di peringkat ketiga di antara negara-negara G20 setelah Australia dan Jepang dan di depan Kanada, Korea Selatan, Prancis, dan Jerman dalam Indeks Keamanan untuk 2019 yang dikeluarkan oleh Global Competitiveness Report.

Dilansir Arab News, Kamis (3/12), the Global Competitiveness Report yang dikeluarkan oleh Forum Ekonomi Dunia menunjukkan Saudi naik tiga peringkat ke peringkat 36 internasional dalam hal daya saing internasional. Laporan tersebut mengindikasikan Saudi sedang membuat langkah cepat untuk mendiversifikasi ekonominya dengan ekspektasi pertumbuhan di sektor non-minyak dan lebih banyak investasi di luar sektor pertambangan.

Laporan tersebut memuji desakan dari Arab Saudi dalam melaksanakan reformasi struktural dan adopsi teknologi komunikasi yang meluas. The Global Competitiveness yang diterbitkan setiap tahun, dirancang untuk mendukung dan membantu pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, dan pemangku kepentingan mengidentifikasi kebijakan dan praktik yang paling sesuai untuk tindakan jangka panjang guna menilai kemajuan mereka.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement