Kamis 03 Dec 2020 14:04 WIB

Lonjakan Covid-19, The Fed: Ekonomi AS Makin Lambat

Laporan The Fed mencatat ada penurunan permintaan kredit perbankan.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Gedung kantor The Federal Reserve. Survei Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) menemukan aktivitas ekonomi di beberapa kawasan AS mengalami perlambatan pada November.
Foto: AP Photo/Manuel Balce Ceneta
Gedung kantor The Federal Reserve. Survei Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) menemukan aktivitas ekonomi di beberapa kawasan AS mengalami perlambatan pada November.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Survei Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) menemukan aktivitas ekonomi di beberapa kawasan AS mengalami perlambatan pada November. Hal ini seiring melonjaknya kasus Covid-19 di sana.

Laporan The Fed mengungkapkan, secara keseluruhan, 12 kantor regional The Fed menyatakan ekspansi ekonomi terjadi secara moderat. Tetapi tiga wilayah Midwest dan wilayah Philadelphia melaporkan aktivitas mulai bergerak pada awal November ketika kasus Covid-19 melonjak.

Baca Juga

Empat kota melaporkan sedikit atau tidak ada pertumbuhan selama November, sedangkan lima kota lainnya melaporkan aktivitas tetap jauh di bawah tingkat pra-pandemi di beberapa sektor, demikian dilansir Associated Press, Kamis (3/12).

Kepala Ekonom Keuangan AS untuk Oxford Economics Kathy Bostjancic mengatakan, survei The Fed terbaru menunjukkan pemulihan sektor-sektor ekonomi AS terjadi tidak merata. Laporan tersebut mengatakan, sektor-sektor yang membaik antara lain manufaktur, konstruksi perumahan, dan penjualan rumah. Tetapi bank mengatakan telah terjadi penurunan kredit, terutama pada sektor ritel dan industri rekreasi, dan perhotelan.

Laporan tersebut mengatakan, sebagian besar kota mendapati optimisme bisnis lokal telah memudar. Di sisi lain, kekhawatiran gelombang kasus Covid-19 dan pembaruan pembatasan karantina wilayah meningkat.

Laporan itu juga mengatakan ada kekhawatiran kedaluwarsa program dukungan pemerintah, termasuk tunjangan pengangguran yang diperpanjang dan moratorium penggusuran dan penyitaan.

Laporan tersebut akan digunakan oleh pejabat The Fed ketika mereka mengadakan pertemuan terakhir mereka tahun ini pada 15-16 Desember untuk membahas kemungkinan perubahan pada kebijakan suku bunga bank sentral.

Sebagai respons resesi ketika pandemi Covid-19 mulai melanda pada Maret, The Fed memangkas suku bunga utamanya ke rekor terendah. The Fed saat itu juga mulai membeli miliaran dolar dalam obligasi Treasury dan sekuritas berbasis mortgage untuk memberikan tekanan ke bawah pada jangka panjang tarif.

The Fed perkirakan mempertahankan suku bunganya yang sangat rendah dalam tiga tahun ke depan. Tetapi mungkin juga memutuskan segera setelah pertemuan bulan ini untuk memperluas dukungan yang diberikannya melalui pembelian obligasi, terutama jika Kongres tidak dapat mengesahkan undang-undang bantuan ekonomi lebih lanjut dalam sesi timpang.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement