Jumat 04 Dec 2020 02:55 WIB

Kandidat Vaksin Covid-19 Belgia Tampak Menjanjikan

Belgia kembangkan vaksin Covid-19 dari vaksin demam kuning.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin Covid-19 (ilustrasi). Vaksin yang dikembangkan ilmuwan Belgia ditargetkan dapat melawan Covid-19 sekaligus melindungi masyarakat dari demam kuning (yellow fever).
Foto: AP Photo/Ted S. Warren
Vaksin Covid-19 (ilustrasi). Vaksin yang dikembangkan ilmuwan Belgia ditargetkan dapat melawan Covid-19 sekaligus melindungi masyarakat dari demam kuning (yellow fever).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Para ilmuwan telah mengembangkan kandidat baru vaksin untuk mencegah Covid-19 yang dikembangkan dari vaksin untuk demam kuning (yellow fever). Mereka melaporkan, satu dosis vaksinnya melindungi hamster dan monyet yang diuji coba.

Tim peneliti di Rega Institute di KU Leuven di Belgia saat ini sedang mempersiapkan uji klinis kandidat vaksin Covid-19. Dalam pengembangan vaksin yang sementara diberi nama RegaVax, para ilmuwan memasukkan kode genetik dari lonjakan protein SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit infeksi Covid-19, ke dalam vaksin demam kuning.

Baca Juga

RegaVax merupakan vaksin vektor yang menggunakan kode genetik dari virus vaksin demam kuning sebagai pembawa kode genetik dari spike virus corona. Menurut versi awal dari makalah penelitian yang akan diterbitkan di jurnal Nature, para peneliti menguji vaksin pada hamster dan monyet yang sehat, sementara kelompok hewan lain yang menerima plasebo.

Para peneliti pertama-tama memvaksinasi hamster dan kemudian meneteskan virus ke hidung mereka. Mereka menemukan bahwa sepuluh hari setelah satu dosis vaksin, sebagian besar hamster terlindungi dari virus. Tiga pekan setelah vaksinasi, semua hamster terlindungi.

“Hamster juga tidak mengembangkan infeksi paru. Sebaliknya, paru hamster dalam kelompok kontrol menunjukkan tanda-tanda yang jelas dari infeksi dan penyakit,” ujar Johan Neyts, profesor dari KU Leuven, dilansir Times Now News, Kamis (3/12).

Sementara itu, pada beberapa monyet, tim peneliti mengamati antibodi penetral sudah tujuh hari setelah vaksinasi. Setelah empat belas hari, titer antibodi penetral yang tinggi diukur pada semua hewan.

"Ini sangat cepat. Apalagi pada hewan yang divaksinasi, virus itu sama sekali atau hampir hilang sama sekali dari tenggorokannya," jelas Netys.

Lebih lanjut, Netys mengatakan, vaksin itu adalah satu-satunya yang saat ini dikembangkan untuk melawan Covid-19 dan sekaligus dapat melindungi orang-orang dari demam kuning. Sebelumnya, tim peneliti menyatakan, mereka telah menggunakan vaksin demam kuning sebagai landasan calon vaksin untuk melawan Zika, Ebola, dan rabies.

Netys mengatakan, efektivitas dan keamanan vaksin demam kuning, yang telah digunakan selama 80 tahun sudah sangat matang. Lebih dari 500 juta orang telah menerima vaksin ini, di mana per satu dosis menawarkan perlindungan cepat terhadap demam kuning untuk hampir semua kasus.

Para peneliti mengatakan, RegaVax bekerja setelah satu dosis, tidak seperti kandidat vaksin lainnya yang membutuhkan vaksinasi ulang dilakukan setelah satu bulan. Karena itu, Netys menyebut bahwa temuan ini memiliki implikasi logistik yang penting, khususnya untuk negara-negara dengan sistem medis yang kurang maju.

"Selain itu, kami berharap vaksin ini akan menawarkan kekebalan jangka panjang terhadap Covid-19. Oleh karena itu, vaksin ini bisa menjadi kandidat ideal untuk vaksinasi berulang ketika kekebalan menurun pada orang yang telah menerima salah satu vaksin generasi pertama,” kata Netys.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement