REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan ungkapan dukacita atas wafatnya Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof Dadang Hawari pada Rabu (3/12). Dadang yang merupakan psikiater tersebut meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
"Kami ikut menyampaikan ungkapan duka dan belasungkawa atas wafatnya Prof Dadang Hawari. Beliau adalah guru dan senior teladan," kata Pengurus PB IDI Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Public Relation Halik Malik saat dihubungi Republika, Kamis (3/12).
Ketika Republika menghubungi rumah almarhum Prof Dadang via telepon, keluarga almarhum mengatakan, almarhum meninggal pukul 15.00 WIB. "Iya, hari ini meninggal sekitar pukul 15.00 WIB. Saat ini masih di RSCM. Mohon doannya ya," kata anggota keluarga.
Kemudian, ia melanjutkan, beliau meninggal karena penyakit bawaan. Beliau sudah dirawat di RSCM selama dua pekan. Beliau hanya ada di ruangan ICU. "Kemungkinan penyakit bawaan ya, bukan karena Covid-19," kata dia.
Ia menambahkan kalau Dadang tidak pernah mengeluh sakit apa pun. Sehingga, keluarga pun hanya bisa berdoa untuk kesembuhannya. "Beliau kalau sakit tidak pernah mengeluh. Terakhir beliau memang di ICU. Saat ini, pihak keluarga sedang mengurus pemakamannya," katanya.
Prof Dadang meninggal di usia 80 tahun. Ia adalah psikiater dan kerap menjadi narasumber berbagai media massa nasional untuk berbagai kasus dari tinjauan psikologi, terutama di kasus narkoba, HIV, dan waria.
Dia adalah sosok yang tidak asing lagi di kalangan pemerintahan, ilmuwan, agamawan, juga masyarakat awam. Aktivitasnya beragam, mulai psikiater, mengisi ceramah masalah kesehatan, hingga meniti karier akademisnya menjadi Guru Besar Tetap di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.