REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengungkapkan kasus harian positif aktif Covid-19 terus mengalami peningkatan signifikan. Salah satu penyebabnya adalah dampak dari libur panjang akhir Oktober lalu serta aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat yang telah direlaksasi.
"Dampak dari libur panjang yang menyebabkan banyak orang masuk dan keluar Kota Bandung dan mulai dibukanya aktivitas sosial dan ekonomi, sehingga menimbulkan tingginya interaksi dan pergerakan orang," ujar Wali Kota Bandung, Oded M Danial di Balai Kota Bandung, Kamis (3/12).
Ia melanjutkan, penyebab lainnya adalah pelacakan, tracing, dan testing yang ditingkatkan dan pemeriksaan tes masif di berbagai tempat. Menurutnya, kepatuhan warga dalam menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 mengalami penurunan.
Selanjutnya, peningkatan kasus dari klaster perkantoran dan tempat kerja berdampak pada penularan di lingkungan keluarga. Menurutnya, kasus covid-19 pada klaster keluarga di Kota mencapai 205 kasus konfirmasi aktif.
"Paling banyak ada di Kecamatan Antapani, data per tanggal 30 November 2020 sebanyak 20 kasus konfirmasi aktif terjadi di sana," katanya.
Oded mengatakan mayoritas kasus klaster keluarga terjadi di rumah. Ia mengingatkan kepada masyarakat yang masih melakukan kegiatan di luar rumah dan saat kembali ke rumah agar terlebih dahulu tidak kontak langsung dengan anggota keluarga. Menurutnya, terlebih dahulu untuk membersihkan diri.
"Biasakan bersih-bersih atau mandi dahulu dan simpan pakaian yang telah digunakan untuk segera dicuci setelah itu jika perlu gunakan masker di rumah," katanya.
Ia menambahkan, bagi masyarakat yang harus berkegiatan di luar rumah untuk menjaga kondisi tubuh dengan makan makanan bergizi dan meminum vitamin. Oded berharap dengan hal tersebut dapat memutus mata rantai klaster keluarga.