Jumat 04 Dec 2020 04:55 WIB

Kisah Penyintas Covid-19, Tenaganya Seperti Habis Terkuras

Infeksi covid-19 membuat berat badan Nurcahyo turun.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terinfeksi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) menjadi mimpi bagi seorang Nurcahyo. Beruntung, ia bisa bertahan dan sembuh dari infeksi virus ini, meski tenaganya terkuras habis.

Nurcahyo mengaku, dirinya telah disiplin jarang keluar rumah. Bahkan, ia bekerja dari rumah karena pekerjaannya yang tidak membutuhkan kekuatan fisik. Pekerjaannya adalah administratif bidang tulis-menulis yang bisa dilakukan tanpa harus ke kantor.

Baca Juga

"Jadi, saya juga tidak tahu terinfeksinya dimana," ujarnya saat konferensi virtual BNPB Bertema Mewaspadai Efek Jangka Panjang Covid-19, Kamis (3/12).

Meski kini telah dinyatakan sembuh, ia memilih membatasi diri interaksi dan melakukan isolasi mandiri di rumah. Ia melakukan kegiatan sehari-hari. Dia mengaku tidak merasakan masalah meskipun secara fisik belum sepenuhnya fit.

"Saya merasa fit, kondisinya sama seperti sebelum terinfeksi Covid-19," katanya.

Ia juga telah berolahraga menggunakan alat olahraga. Aktivitas fisik itu dilakukan selama satu jam. Dirinya juga berjemur setiap pagi hari karena dokter juga menganjurkannya. Meski perlahan aktivitas fisik mulai kembali normal, ia mengakui infeksi Covid-19 kemarin membuat berat badannya jauh berkurang.

"Sehingga tenaga saya habis," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto menjelaskan, long covid-19 adalah suatu kondisi gejala-gejala yang muncul pada pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 berdasarkan hasil tes swab yang sudah negatif. Kemudian gejala sisa muncul pascadinyatakan sembuh, dan kondisi ini bisa terjadi akibat ketika sakit kemudian menimbulkan kelainan yang menetap secara anatomik yang memengaruhi secara fungsional.

"Long Covid-19 bukan karena virus yang tersisa, melainkan gejala sisa pascadinyatakan sembuh (sequelae). Gejala itu muncul bisa berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan dan menetap," ujarnya saat konferensi virtual BNPB Bertema Mewaspadai Efek Jangka Panjang Covid-19, Kamis (3/12).

Ia menambahkan, gejala sisa yang dialami orang yang sembuh dari Covid-19 bervariasi. Gejala itu mulai dari gejala kelelahan kronik, kemudian sesak napas berat, termasuk juga gejala berdebar-debar atau terkait organ tubuh jantung.

Sebagai dokter paru, dia juga menemukan pasiennya yang telah sembuh kemudian mengalami fibrosis atau kekakuan pada jaringan paru. Fibrosis bersifat menetap bisa dalam dua atau tiga bulan. Fibrosis ini akhirnya menyebabkan oksigen tidak bisa masuk paru-paru. Akibatnya, pasien merasa napas berat, sesak, dan itu bisa dilihat dari tes fungsi paru.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement