REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Data terbaru mengungkapkan, bahwa ekspor militer Turki ke Azerbaijan meningkat secara mengejutkan sebanyak 610 persen selama 2020, Kamis (3/12) waktu setempat. Laporan dirilis di tengah kekalahan Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh.
Seperti dilansir laman Middle East Monitor, data yang dirilis oleh Persatuan Eksportir Turki menunjukkan bahwa jumlah ekspor militer Ankara ke sekutunya Baku berjumlah hampir 256 juta dolar AS dalam 11 bulan pertama tahun ini. Kerja sama militer kedua negara meningkat karena adanya konflik baru antara Azerbaijan dan Armenia yang dimulai pada September. Konflik kedua negara mengarah pada kekalahan dan penyerahan Armenia bulan lalu yang mengakhiri pendudukan Nagorno-Karabakh selama tiga dekade di negara itu.
Sebelum konflik, baik Turki dan Azerbaijan telah melakukan latihan militer bersama hingga Agustus tidak lama sebelum konflik dimulai. Turki telah meninggalkan beberapa jet tempur F-16 di Azerbaijan untuk pertahanan.
Staf dan penasihat militer Turki juga membantu membentuk dan meningkatkan strategi perang Azerbaijan, serta memberikan peran penasihat. Dalam hal persenjataan, Azerbaijan sangat diuntungkan oleh drone Bayraktar Turki, yang setidaknya enam di antaranya dikirim ke negara itu bersama dengan peluru kendali presisi.
Dengan perang drone di sisi yang disempurnakan oleh Turki di front Suriah dan Libya, Azerbaijan menghancurkan pasukan Armenia. Militer Azerbaijan menewaskan ribuan tentara dan menghancurkan banyak kendaraan dan peralatan militer.
Perang pesawat tak berawak itu terbilang berhasil digunakan oleh Turki dan Azerbaijan. Namunm seorang analis senior di Dewan Eropa memperingatkan bahwa Eropa harus khawatir dengan perkembangan itu. Dia mengatakan bahwa sebagian besar militer Eropa akan mengalami hal yang sama menyedihkannya seperti tentara Armenia.