Jumat 04 Dec 2020 11:01 WIB

Fitch: Penjualan Mobil Mulai Membaik Tahun Depan

Penjualan mobil pada tahun depan belum akan samai penjualan 2019 sebanyak 1 juta unit

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung mengamati kendaraan mobil yang dipajang di Bursa mobil bekas Blok M, Jakarta, Senin (24/6). Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menyebutkan, penjualan kendaraan roda empat di Indonesia akan pulih secara bertahap pada tahun depan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung mengamati kendaraan mobil yang dipajang di Bursa mobil bekas Blok M, Jakarta, Senin (24/6). Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menyebutkan, penjualan kendaraan roda empat di Indonesia akan pulih secara bertahap pada tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menyebutkan, penjualan kendaraan roda empat di Indonesia akan pulih secara bertahap pada tahun depan. Tapi, kemungkinan pertumbuhannya tidak akan mencapai level sebelum pandemi, ketika 1 juta unit terjual pada 2019.

Daya beli yang lemah dan bertambahnya jumlah pengangguran akibat pandemi virus corona akan membatasi permintaan mobil. Sementara itu, kemungkinan pembatasan pergerakan yang lebih banyak sebagai dampak kebijakan pembatasan sosial di banyak daerah akan menghambat pemulihan.

Baca Juga

Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia baru-baru ini menurunkan ekspektasi penjualan mobil tahun ini menjadi 525 ribu unit, dibandingkan target sebelumnya 600 ribu unit. Inisiatif pemerintah guna merangsang permintaan otomotif, seperti kebijakan penurunan tarif, kemungkinan besar tidak cukup mengimbangi dampak pandemi terhadap permintaan lokal.

Dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Jumat (4/12), Fitch memproyeksikan penjualan domestik kendaraan roda empat pada tahun depan tetap 30 persen hingga 40 persen lebih rendah dibandingkan 2019, atau berkurang 700 ribu unit. Meski ada perbaikan sejak Juni 2020, permintaan fundamental tetap lambat.

Ketidakpastian yang berkepanjangan tentang pandemi akan membuat konsumen membatasi pengeluaran diskresioner, termasuk pembelian mobil.

Penjualan mobil ritel sepanjang Januari hingga Oktober 2020 turun 47 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Penjualan pada Oktober menjadi yang tertinggi sejak April 2020, namun masih tetap lebih rendah 48 persen dibandingkan 2019.

Langkah pemulihan juga melambat dengan penjualan grosir yang relatif flat pada Oktober 2020 dan penjualan eceran hanya tumbuh enam persen dibandingkan September 2020.

Fitch optimistis penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang baru diberlakukan tidak akan menguntungkan penjualan kendaraan bermotor. Sebab, pelanggan cenderung menunda pembelian dalam jumlah besar karena ketidakpastian seputar pemulihan ekonomi.

Biaya pinjaman yang lebih rendah biasanya akan mendorong pembelian karena 70 -80 persen pembelian otomotif di Indonesia dilakukan menggunakan kredit. Tapi, empat kali penurunan suku bunga bank sentral pada 2020 yang membuat suku bunga acuan menjadi 3,75 persen tidak menghasilkan pemulihan penjualan secara signifikan.

Peningkatan bertahap dalam permintaan dan pemulihan profitabilitas akan membantu perusahaan otomotif melakukan deleverage (mengurangi rasio utang terhadap ekuitas) pada tahun depan. Tapi, Fitch memperkirakan, leverage akan tetap di atas level 2019.

Fitch memproyeksikan, pasar persewaan kendaraan dan mobil bekas juga akan meningkat secara bertahap pada tahun depan. Kontrak jangka panjang dengan sanksi penghentian dini dan permintaan dari e-commerce yang merupakan daya tahan utama dari sektor sewa mobil pada tahun ini, akan tetap berperan penting untuk pemulihan berkelanjutan.

Aktivitas bisnis dan perjalanan yang direncanakan kembali pulih pada tahun depan diyakini dapat mendukung pertumbuhan persewaan kendaraan.

Di sisi lain, pemulihan pasar mobil bekas juga terjadi, didorong oleh keterjangkauan relatif terhadap kendaraan baru. Sebab, beberapa konsumen kini mulai beralih ke kendaraan pribadi dari transportasi umum karena masalah kesehatan.

Fitch memproyeksikan, pendapatan dari operator persewaan mobil dan penjual mobil bekas, PT Serasi Autoraya (SERA) akan naik satu digit pada tahun depan, namun tetap lebih rendah dari rekor 2019. Pendapatan tiga kuartal 2020 naik 20 persen, namun kinerja sembilan bulan pertama pada 2020 turun 15 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Margin EBITDA periode Januari-September 2020 SERA stabil di 26 persen dan leverage yang disesuaikan FFO untuk 12 bulan hingga September 2020 adalah 2,3x.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement