REPUBLIKA.CO.ID,ABU DHABI--Uni Emirat Arab (UEA) telah mengizinkan seluruh masjid di seluruh UEA untuk menggelar sholat Jumat mulai hari ini, Jumat (4/12), menyusul arahan Otoritas Manajemen Bencana dan Krisis Darurat Nasional (NCEMA). Dr Saif Al Dhaheri, juru bicara NCEMA, mengatakan pada 24 November bahwa masjid akan dibuka kembali untuk jamaah 30 menit sebelum sholat Jumat dan akan ditutup 30 menit kemudian.
“Khotbah Jumat dan doa tidak boleh lebih dari 10 menit. Pekerja masjid dan relawan akan mengatur keluar masuknya jamaah,” kata Al Dhaheri yang dikutip di Gulf News, Jumat (4/12).
"Semua jamaah harus memakai masker dan membawa sajadah sendiri, yang tidak boleh ditinggalkan di dalam masjid atau dibagikan dengan orang lain," ujarnya menambahkan.
Dia juga menghimbau seluruh jamaah untuk menghindari menyentuh permukaan dan gagang pintu. Mereka harus mematuhi dan mempertahankan tanda jarak yang jelas untuk menghindari kemungkinan kerumunan, kata pejabat itu.
“Para jamaah yang ingin membaca Alquran disarankan untuk melakukannya melalui Alquran pribadi atau ponsel pintar mereka. Mereka juga disarankan mengunduh aplikasi terkait COVID-19 dan mengaktifkannya saat beribadah,” tegas Al Dhaheri.
Sementara itu, Departemen Urusan Islam Sharjah mengumumkan bahwa total masjid yang akan dibuka hari ini sebanyak 487 masjid. Dari 487 masjid di Sharjah, 327 masjid di Sharjah, 92 di Wilayah Tengah dan 68 masjid di Wilayah Timur. Departemen tersebut mengalokasikan sejumlah masjid untuk penutur non-Arab, menyediakan layanan dalam bahasa termasuk Urdu, Malayalam, Tamil, Pashto dan Inggris. Departemen tersebut juga telah mempublikasikan nama dari 487 masjid yang siap melanjutkan shalat Jumat di situsnya.
Sedangkan Departemen Urusan Islam dan Kegiatan Amal (IACAD) di Dubai mengatakan awal pekan ini 766 masjid akan kembali menggelar shalat Jumat di Dubai. Dr Hamad Al Shaikh Ahmad Al Shaibani, Direktur Jenderal, IACAD, mengatakan, “Penangguhan sholat Jumat dan khutbah telah dicabut untuk 766 masjid di Dubai, dan karena keadaan saat ini, masjid sementara telah ditambahkan, termasuk 60 masjid, untuk menampung semua jamaah, penduduk dan pengunjung Dubai."
Untuk menghindari resiko penyebaran virus, IACAD telah berkoordinasi dengan Komite Tertinggi Manajemen Krisis dan Bencana Dubai, dan relawan di setiap masjid untuk mengatur keluar masuknya jamaah. Misalnya, jika area dalam masjid penuh, maka jamaah akan diarahkan untuk menggunakan area luar.
Untuk sholat Jumat, jumlah jamaah yang diizinkan untuk hadir akan dikurangi menjadi 30 persen dari kapasitas, dengan sholat diizinkan di halaman luar dan disiarkan melalui pengeras suara. Durasi khutbah Jumat tidak akan melebihi 10 menit. Semua yang hadir harus memakai masker wajah serta membawa sajadah sendiri, yang tidak boleh ditinggalkan di masjid atau dibagikan kepada siapa pun.
Sedangkan Departemen Urusan Islam Sharjah menekankan perlunya semua jamaah untuk mematuhi langkah-langkah pencegahan, dengan membawa sajadah sendiri, mengenakan topeng selama waktu sholat, menjaga jarak sosial dua meter antara dua jamaah dan mematuhi tanda petunjuk di lantai pintu masuk masjid, serta tanda penjelasan di antara barisan sholat
Di Dubai, Otoritas Kesehatan Dubai mencantumkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Hal yang boleh dilakukan antara lain, membawa Alquran dan sajadah pribadi, berwudhu di rumah masing-masing, menyapa dari jauh (tanpa kontak fisik), mengenakan masker.
Sedangkan hal yang dilarang, antara lain menyentuh permukaan yang terbuka, berbagi atau meminjamkan barang pribadi, berjabat tangan (melakukan kontak fisik), berada di area keramaian di luar masjid, menyentuh area mata, hidung dan mulut, dan memberi makanan dan sumbangan (amal).
"Mereka yang mengalami gejala Covid-19 seperti pilek dan demam disarankan untuk tidak pergi ke masjid, begitu juga para lansia dan penderita penyakit kronis, sebaiknya tidak pergi ke masjid," tambahnya.