REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Aktor Hugh Keays-Byrne meninggal dunia pada usia 73 tahun, Selasa (1/12). Dia dikenal memerankan tokoh penjahat dalam film Mad Max (1979) serta sekuelnya 36 tahun kemudian, Mad Max: Fury Road (2015).
"Dengan penuh duka saya mengabarkan bahwa sahabat kami Hugh Keays-Byrne meninggal dunia di rumah sakit kemarin," kata sineas Brian Trenchard-Smith, kawan sekaligus kolaborator mendiang lewat unggahan Facebook, Rabu (2/12).
Keays-Byrne lahir di Kashmir, India, pada 1947. Saat masih kecil, dia pindah ke Inggris bersama keluarganya, kemudian mendalami dunia akting pada usia 20-an. Sang aktor bergabung dengan Royal Shakespeare Company pada 1968.
Sepanjang awal 1970-an, Keays-Byrne mendapatkan sejumlah peran kecil, termasuk Stone, Mad Dog Morgan, dan The Trespassers. Pada 1978, barulah dia mendapat peran utama di film televisi berjudul The Death Train.
Perannya yang mengemuka setelah itu adalah menjadi penjahat Toecutter di sinema Mad Max bersama aktor kawakan Mel Gibson sebagai tokoh utama. Film beranggaran rendah itu rupanya menjadi waralaba sukses digemari hingga kini.
Keays-Byrne lanjut memerankan peran yang lebih kecil di televisi. Pada 2007, dia mendapat tawaran lagi memainkan tokoh Immortan Joe di sekuel Mad Max: Fury Road. Meski perannya di layar sebagai penjahat, tidak demikian di kehidupan nyata.
Banyak rekan Keays-Byrne mengenang mendiang sebagai sosok yang dermawan, suka menolong, dan punya selera humor yang tinggi. Sineas Brian Trenchard-Smith yang berkawan dengannya selama 46 tahun juga merasa sangat kehilangan.
Mereka berdua kerap menghabiskan waktu di kediaman Keays-Byrne yang berlokasi di Centennial Park, di antara Kota Sydney dan Randwick, Australia. Begitu pula sejumlah rekan aktor dan seniman yang dekat dengannya.
Menurut Trenchard-Smith, mendiang adalah manusia luar biasa yang memiliki kepedulian tinggi terhadap sekitar. Dia menganggap mendiang yang berkewarganegaraan Inggris-Australia itu sebagai pahlawan di industri perfilman Australia.
"Dia sangat peduli dengan keadilan sosial dan pelestarian lingkungan, jauh sebelum isu itu digembar-gemborkan. Hidupnya sangat dipengaruhi oleh rasa kemanusiaan," kata Trenchard-Smith, dikutip dari laman New York Post, Jumat (4/12).