REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Ratusan umat Islam di Kota Palu, mendoakan para korban pembantaian di Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang diduga dilakukankelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora pada Jumat (27/11). Zikir dan pembacaan doa dipimpin Habib Sholeh Alaydrus, Pimpinan Majelis Dzikir Nurul Khairaat di kawasan bekas tsunami 2018 Patung Kuda, Pantai Talise Palu, Jumat petang.
"Kita mengutuk dan mengecam aksi pembantaian yang dilakukan kelompok teroris terhadap saudara-saudara kita di Lembantongoa dan kita doakan mereka diberi ketabahan, ketegaran, dan pertolongan," katanya dalam kesempatan itu.
Ia menegaskan perbuatan para teroris MIT itu sama sekali tidak dibenarkan dalam ajaran agama Islam apalagi yang beraliran ahlussunnah waljamaah. "Semoga apa yang dialami saudara-saudara kita di sana segera berakhir dan kita doakan upaya pengejaran dan pencarian kelompok NIT oleh TNI dan Polri secepatnya membuahkan hasil," ucapnya.
Sebelumnya Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan kondisi geografis berupa hutan lebat yang diduga menjadi tempat persembunyian kelompok MIT pimpinan Ali Kalora menjadi salah satu tantangan bagi Satgas Tinombal. Mereka bertekad menemukan kelompok pembunuhan sadis terhadap satu keluarga di Sigi tersebut.
Dia mengatakan Satgas telah berupaya menyisir hutan belantara yang luas tersebut untuk mencari para pelaku teror. "Semoga permasalahan geografis alam ini segera bisa diatasi," kata Awi di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (2/12).
Selompok MIT diduga masih berada di antara tiga kabupaten di Sulawesi Tengah yakni Sigi, Poso, dan Parigi Moutong atau berada di dalam Taman Nasional Lore Lindu yang membentang dari Sigi hingga Poso. "Dia naik turun gunung," ucap Awi.
Kelompok tersebut pada Jumat (27/11) pagi sekitar pukul 10.00 WITA, diduga telah membantai satu keluarga yang terdiri atas empat orang di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Sigi.