Sabtu 05 Dec 2020 05:11 WIB

Korsel akan Produksi Massal Rudal Canggih

Rudal canggih akan diproduksi massal pada 2025.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Peluncuran Rudal Ilustrasi
Foto: Reuters
Peluncuran Rudal Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan memutuskan memproduksi massal jenis baru rudal taktis berbasis darat. Rudal ini dirancang untuk menghancurkan pangkalan artileri bawah tanah Korea Utara. Diperkirakan produksinya dapat dimulai pada 2025.

Pemerintah Korsel menyetujui rencana memproduksi lebih dari 200 unit Korean Tactical Surface to Surface Missile (KTSSM) pada 2025, menurut Defense Acquisition Program Administration (DAPA). Dalam proyek senilai 450 miliar won (406,14 juta dolar AS atau Rp 5,7 triliun), Korsel berhasil mengembangkan senjata baru dengan teknologinya sendiri. Kemudian ada tambahan dana 320 juta won dialokasikan untuk produksi massal.

Baca Juga

"Proyek ini untuk menghancurkan artileri jarak jauh yang disembunyikan di terowongan bawah tanah untuk menetralkan serangan musuh dalam waktu sesingkat mungkin," tulis keterangan resmi DAPA dilansir dari kantor berita Yonhap pada Jumat (4/12).

Rudal balistik dengan jangkauan terbang sekitar 120 kilometer, mampu menyerang beberapa target secara tepat pada saat yang sama. Rudal tersebut diharapkan akan dimasukkan ke dalam operasi tempur sekitar tahun 2022.

Sebelumnya, Korea Utara mengungkapkan jenis baru rudal permukaan-ke-permukaan pada Agustus 2019. Korut mengklaim telah melakukan uji coba tiga kali. Rudal yang ditembakkan dari peluncur erector transporter tipe ulat (TEL), memiliki beberapa kemiripan dengan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) AS.

Di sisi lain, pemerintah Korsel juga menyetujui gelombang ketiga produksi massal tank tempur utama K2. Sekitar 50 unit K2 Black Panther yang dibuat di dalam negeri akan selesai pada 2023. Sama seperti yang diproduksi pada gelombang sebelumnya, unit baru akan dilengkapi dengan transmisi buatan luar negeri, bersama dengan mesin lokal. Hal ini disebabkan transmisi buatan dalam negeri tidak memenuhi standar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement