REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Sosial RI Juliari Batubara belum bisa menanggapi lebih lanjut operasi tangkap tangan (OTT) yang menjerat pejabat Kementerian Sosial RI pada Jumat (4/12) malam.
"Kami masih monitor perkembangannya," kata Mensos singkat kepada Republika.co.id, Sabtu (5/12)
Sebelumya, Ketua KPK, Firli Bahuri, mengungkapkan, OTT dilakukan pada Jumat (4/12) jam 23.00 sampai dengan Sabtu (5/12) pukul 02.00 dini hari WIB.
"Betul, KPK telah melakukan tangkap tangan terhadap tersangka PPK pada Program Bansos di kemensos RI," kata Firli Bahuri di Jakarta, Sabtu (5/12).
Saat ini para tersangka telah dibawa ke gedung Merah Putih KPK. Komisaris Jendral Polisi ini mengatakan, para tersangka tersebut akan menjalani pemeriksaan awal terkait kasus yang menjerat mereka.
"Tolong beri waktu kami bekerja dulu, nanti pada saatnya KPK akan memberikan penjelasan," kata Firli.
Dalam operasi, itu KPK mengamankan sejumlah uang sebagai barang bukti. "Hingga saat ini kami masih melakukan pemeriksaan, namun terkait siapa saja mereka, berapa barang bukti uang yang kami sita, kami akan ekspose dan konferensi pers yang akan dilaksanakan nanti malam," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron di Jakarta, Sabtu (5/12).
Dia mengonfirmasi operasi senyap tersebut dilakukan pada Jumat (4/12) sekitar pukul 01.00 sampai 02.00 WIB dini hari WIB. G
hufron mengatakan, tidak hanya mengamankan uang namun KPK juga mengamankan beberapa orang dalam operasi tersebut. "Diduga mereka pejabat Kemensos berkaitan dengan tindak pidana korupsi," kata Ghufron lagi.
Dia mengatakan, KPK saat ini masih melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diamankan tersebut. Meski demikian, lembaga antirasuah itu masih merahasiakan identitas serta jumlah uang barang bukti yang diamankan dalam operasi senyap itu.
Dugaan korupsi ini menjerat PPK (pejabat pembuat komitmen) Program Bansos. Mereka diduga menerima hadiah dari para vendor pengadaan barang dan jasa bantuan sosial di kemensos RI dalam penanganan pandemi Covid-19.