Sabtu 05 Dec 2020 12:24 WIB

ISIS Brutal di Afrika, 400 Ribu Warga Mozambik Mengungsi

ISIS melakukan teror brutal di Mozambik hingga saat ini

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
ISIS melakukan teror brutal di Mozambik hingga saat ini. Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
ISIS melakukan teror brutal di Mozambik hingga saat ini. Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOZAMBIK – Serangan ISIS terhadap warga sipil di Mozambik telah membuat hampir 400 ribu orang mengungsi selama tiga tahun. 

Matumba Mussa (50) mengatakan, orang-orang bersenjata muncul di rumahnya di kota pelabuhan Mocimboa da Praia pada suatu malam pada Oktober dan meminta dia menelepon kerabatnya.   

Baca Juga

Setelah tiga saudara laki-lakinya tiba, para pria itu membakar rumahnya dan tiga orang lainnya, kemudian membawa saudara-saudaranya ke hutan. Tiga hari kemudian, jenazah termutilasi ditemukan di hutan.

Ekstrimis yang terkait dengan ISIS mengambil alih Mocimboa da Praia pada  Agustus, salah satu dari serangkaian serangan tahun ini di provinsi utara Cabo Delgado, Mozambik.  

Mussa melarikan diri ke selatan ke kamp pengungsi Metuge di ibu kota provinsi, menjadi salah satu dari hampir 400 ribu orang yang mengungsi akibat kekerasan sejak 2017.     

Perwakilan Program Pangan Dunia PBB di Cabo Delgado, Cristina Graziani, mengatakan mereka bekerja untuk membantu mereka yang membutuhkan.     

Yang terbaru, jumlah resmi sedikit di atas 366 ribu orang mengungsi di Cabo Delgado, provinsi itu. Dan itu jelas meningkat dalam enam bulan terakhir. 

“Jadi, WFP telah menyesuaikan programnya untuk mencoba memenuhi kebutuhan, kebutuhan pangan darurat, dari orang-orang ini. Jatah makanan bulanan kami mencakup 80 persen dari kebutuhan makanan dasar keluarga beranggotakan lima orang," ujar dia. 

Ketika serangan dan jumlah korbannya bertambah, kekhawatiran tentang para pengungsi meningkat.   

Borges Nhamire dari Pusat Integritas Publik Mozambik yang mempromosikan demokrasi dan hak asasi manusia mengatakan, pemerintah perlu berbuat lebih banyak untuk warga sipil terlantar di Cabo Delgado.   

Orang-orang melarikan diri dengan cara mereka sendiri dan pemerintah tidak memiliki logistik untuk mengevakuasi orang dari zona konflik ke daerah yang lebih aman seperti Pemba. 

Pemerintah ada di sana untuk menerima pengungsi tetapi mereka akhirnya tinggal dengan keluarga angkat karena tidak ada tempat untuk tidur.   

Ancaman ISIS yang tumbuh cepat dari Cabo Delgado ketika media lokal melaporkan pada November bahwa pemberontak menewaskan banyak orang dalam serangkaian serangan brutal.    

Media pemerintah Mozambik melaporkan militan di Desa Muatide mengumpulkan lebih dari 50 orang, kebanyakan pria muda, dan memenggal mereka di lapangan sepak bola.   

Pada April, media lokal melaporkan militan menembak atau memenggal 52 anak muda di distrik Muidumb setelah mereka menolak untuk bergabung dengan barisan mereka.       

Menteri Pertahanan Nasional Mozambik, Jaime Neto, mengatakan kepada Radio Mozambik bulan lalu bahwa mereka berjuang untuk menghilangkan ancaman Islam, menambahkan bahwa orang-orang harus bersabar dan mempercayai pasukan keamanan dan pertahanan.    

Cabo Delgado memiliki cadangan minyak dan gas yang sangat besar yang diperkirakan bernilai 60 miliar dolar AS. Karena ancaman dari militan, pembangunan sumber daya alam berjalan lambat.   

Serangan ISIS dimulai pada Oktober 2017 ketika pria bersenjata menyerbu kantor polisi di Mocimboa da Praia. Kelompok ekstrimis dan militer telah bertempur memperebutkan wilayah sejak itu, menyebabkan 2.000 orang tewas dan ratusan ribu mengungsi.  

https://www.eurasiareview.com/04122020-mozambique-displaced-nearing-400000-in-islamist-insurgency/

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement