REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menonton konser musik secara langsung dengan aman di tengah pandemi Covid-19 bukan sesuatu yang mustahil. Hal tersebut disampaikan ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono pada konferensi pers virtual Jazz Gunung, Jumat (4/12).
Pakar dalam ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran penyakit itu menyampaikan, ada solusi agar kegiatan menyimak konser bisa aman dan nyaman di era pandemi. Hal paling utama, semua orang perlu tahu apa yang harus dilakukan dan meyakininya.
"Yang penting tahu apa yang dikerjakan, akan bisa melakukan hal apa saja yang kreatif dan inovatif. Jika sudah tahu bagaimana proses penularan, yakinkan bahwa semuanya negatif, caranya dengan tes antigen," ujar Pandu.
Pandu mengungkap, tidak semua kerumunan berisiko tinggi. Kerumunan yang paling berisiko adalah yang berlokasi di ruang tertutup dengan ventilasi terbatas. Apabila orang-orang dalam kerumunan di area terbuka memakai masker, risikonya tentu berkurang.
Terlebih, jika sebelumnya semua orang tanpa terkecuali dalam kerumunan itu sudah diyakinkan negatif Covid-19 dengan melakukan tes. Bisa dipastikan efek terjadinya klaster Covid-19 akan nihil, sehingga dia pun berani ada di keramaian tersebut.
Pandu mengapresiasi langkah yang dilakukan penyelenggara Jazz Gunung Indonesia Hybrid Concert. Pada konser hibrida 12 Desember 2020 mendatang, semua musisi dan penonton wajib dipastikan negatif Covid-19 lewat tes antigen terlebih dahulu.
Menurut Pandu, tes antigen lebih bisa diandalkan daripada tes cepat antibodi. Pasalnya, tes antigen mendeteksi materi virus dalam tubuh sehingga bisa mengetahui mana orang yang bisa menularkannya dan mana yang tidak.
Dengan memahami konsep perjalanan ilmiah virus, tes antigen sangat membantu guna menjauhkan orang yang bisa menularkan agar melakukan isolasi terlebih dahulu. Harganya pun relatif terjangkau dan dianjurkan oleh WHO.
Meski demikian, Pandu tetap mewanti-wanti supaya orang-orang tidak lalai dalam beraktivitas. "Tetap anjurannya hindari kerumunan karena potensial menularkan, bukan berarti tidak terlihat ada kasus lalu dibenarkan membuat kerumunan," ucapnya.