REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Kota Moskow pada Jumat (4/12) meluncurkan layanan bagi warga untuk membuat janji divaksinasi Covid-19. Peluncuran dilakukan dua hari setelah Presiden Vladimir Putin menyerukan vaksinasi skala besar.
Vaksin Sputnik V membutuhkan dua suntikan. Ini merupakan salah satu dari dua vaksin buatan Rusia yang telah menerima izin penggunaa, meskipun uji klinis belum lengkap.
Uji coba sementara menunjukkan vaksin Sputnik 92 persen efektif melindungi manusia dari Covid-19. Sepuluh vaksin sedang dikembangkan di Rusia, menurut Anna Popova, kepala pengawas kesehatan konsumen Rospotrebnadzor, pada Kamis (3/12) seperti dikutip kantor berita TASS.
Penduduk Moskow bisa mendaftarkan diri untuk mengikuti vaksinasi gratis di 70 titik di sekitar kota. Jadwal sudah mulai bisa dibuat untuk Sabtu (6/12), demikian informasi yang tertera di situs wali kota.
Pada awalnya, pembuatan janji hanya tersedia bagi para pekerja sosial, dokter, dan guru berusia antara 18 dan 60 tahun, baik di lembaga negara maupun swasta. Sekarang, setiap penduduk Moskow yang memiliki akun daring dapat membuat janji pertemuan untuk divaksin. Namun, situs pemkot menyebutkan bahwa orang-orang harus menunjukkan bukti pekerjaan untuk dapat membuat janji vaksinasi.
"Untuk para warga Moskow lainnya, vaksinasi gratis akan tersedia nanti," demikian disebutkan dalam situs itu.
Inggris telah mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 yang berbeda, yaitu hasil pengembangan Pfizer Inc dan perusahan Jerman BioNTech. Rencananya, vaksinasi akan diluncurkan mulai awal pekan depan.
Rusia pada Jumat melaporkan 27.403 kasus Covid-19. Jumlah itu turun kembali dari rekor tertinggi pada Kamis.
"Lebih dari 20 ribu orang di Moskow telah menerima suntikan Sputnik V, yang 273 di antaranya adalah mereka yang sakit Covid-19," kata Wakil Wali Kota Moskow Anastasia Rakova seperti dikutip kantor-kantor berita Rusia.
Rakova mengatakan, kementerian pertahanan dijadwalkan menerima 100 ribu dosis vaksin pada Desember. Jumlah itu cukup untuk memvaksinasi 50 ribu personel militer.
Rusia tidak memberlakukan karantina wilayah selama gelombang kedua virus corona. Rusia lebih memilih menerapkan pembatasan sosial secara terarah di berbagai wilayah.
Dengan 2.402.949 kasus infeksi Covid-19, posisi Rusia di dunia berada di bawah Amerika Serikat, India, dan Brasil. Sejak Covid-19 muncul, 42.176 orang di Rusia meninggal karena karena pandemi itu.