REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah menginformasi, 348 orang warga Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan mengungsi akibat terdampak pergerakan tanah yang melanda wilayah tersebut. Warga mengungsi akibat pergerakan tanah yang terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (3/12).
"Hingga hari ini, tercatat ada 348 orang pengungsi yang terbagi dalam 13 lokasi baik di dalam maupun luar desa," kata Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Wahyono di Banjarnegara, Sabtu (5/12).
Menurut data terakhir yang dikumpulkan tim di lapangan, longsor telah mengakibatkan 12 rumah warga rusak berat, 5 rusak sedang dan 3 rusak ringan.
Selain itu, banyak rumah warga yang mengalami keretakan pada tembok dan lantainya. Sehingga, pemilik rumah terpaksa mengosongkan kediamannya karena khawatir terjadi pergerakan tanah susulan.
"Bukan hanya mengakibatkan kerusakan pada rumah warga, jalan antardukuh juga mengalami kerusakan dan listrik di lokasi masih dipadamkan hingga saat ini. Warga dianjurkan mengungsi karena dikhawatirkan terjadi pergerakan tanah susulan mengingat kondisi cuaca masih hujan deras," katanya.
Dia mengatakan, para pengungsi saat ini sangat membutuhkan bantuan bahan makanan yang akan dimasak di dapur umum. "Sembako, bumbu dapur dan lauk pauk sangat mendesak dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi," katanya.
Saat ini tim gabungan di lapangan masih terkendala akibat kurangnya peralatan dan bahan makanan untuk dapur umum. "Terlebih lagi kondisi listrik padam dan hujan deras masih terus mengguyur wilayah ini sehingga tim mengalami kendala di lapangan," katanya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara mencatat ada sebanyak 33 bencana tanah longsor yang tersebar di sejumlah kecamatan yang ada di wilayah setempat pada Kamis (3/12). Lokasi longsor tersebar di 13 kecamatan yakni Kecamatan Bawang, Klampok, Pagedongan, Karangkobar, Wanadadi, Banjarnegara, Pejawaran, Punggelan, Pandanarum, Pagentan, Wanayasa, Banjarmangu, Susukan.
Pada saat ini, BPBD Banjarnegara melakukan penanganan di seluruh lokasi longsor tersebut. "Pada beberapa lokasi longsor yang berskala kecil, upaya tanggap darurat telah selesai dilakukan sementara pada lokasi dengan skala besar, tim gabungan masih terus melakukan upaya penanganan," katanya.
Sementara itu, sebelumnya, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengingatkan seluruh pihak terkait pentingnya memperkuat upaya mitigasi bencana saat musim hujan. "Kami mengingatkan seluruh pihak terkait termasuk masyarakat mengenai pentingnya memperkuat mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan saat musim hujan," katanya.
Dia mengatakan, berdasarkan informasi dari BMKG, wilayah Kabupaten Banjarnegara telah memasuki awal musim hujan sejak Oktober 2020 sehingga upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan.