Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bali memberangkatkan 12 ton bawang merah senilai 18 ribu dolar AS ke Singapura. Prosesi pelepasan ditandai dengan penyegelan kontainer dan penekanan sirine oleh jajaran Kementerian Perdagangan dan Disperindag Provinsi Bali.
“Kegiatan ini merupakan rangkaian dari pelepasan ekspor produk Indonesia yang bernilai tambah dan sustainable ke pasar global secara serentak, dipimpin oleh Presiden secara virtual dari istana negara serta Kementrian Perdagangan RI dari Lamongan, Jawa Timur,” jelas Prof Sidharta Utama, kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti ) Kementerian Perdagangan di Denpasar, Jumat (4/12) siang.
Pada saat bersamaan dilaksanakan juga pelepasan produk ekspor di 16 Provinsi se-indonesia. “Kegiatan ini melibatkan 132 perusahaan meliputi perusahaan non UMKM dan UMKM dengan total nilai ekspor 1,12 miliar dolar AS, yang kemungkinan masih terus akan bertambah," tambah Sidharta.
Khusus untuk provinsi Bali, ada satu perusahaan yakni PT Rimbun Alam Dewata yang memberangkatkan produk lokal Bali dan diharapkan kedepannya makin banyak lagi produk yang bisa diekspor serta melibatkan lebih banyak pihak swasta yang bisa berkontribusi menyalurkan produk lokal Bali. “Mudah-mudahan ekspor dimasa pandemi ini dapat membantu perekonomian provinsi Bali yang sangat terpukul karena terpuruknya pariwisata", seraya menambahkan, "Pemerintah akan terus mendorong UMKM di Bali untuk mampu menembus pasar ekspor. Kementerian Perdagangan akan terus melakukan dukungan dan fasilitasi kepada pemerintah daerah,” ujar Sidharta.
Kadisperindag Provinsi Bali, I Wayan Jarta menyebut, potensi produk holtikultura seperti bawang merah di Bali cukup besar dan sangat potensial untuk ditingkatkan. Produksi bawang merah tahun 2019 tercatat 19.800 ton dan angkanya terus meningkat di 2020. "Harapannya ekspor ini akan menggairahkan lagi masyarakat khususnya petani untuk membudidayakan bawang merah, dengan tujuan pasar ekspor," ujar Wayan Jatra.
Di samping bawang merah, Bali, menurut Jarta, mempunyai produk lokal yang sudah masuk ke pasar global, yakni 14 ton cengkeh sebanyak ke Amsterdam (Belanda), 5 ton manggis ke China, 500 kilogram kopi ke Dubai (UEA), dan 5 box arak Bali ke California (USA).
Pimpinan PT Rimbun Alam Dewata Karel Ruing mengaku kesempatan melakukan ekspor produk komoditas pertanian seperti ini menunjukkan bahwa Bali juga punya sisi lain selain pariwisata. “Ini momen yang baik untuk Bali bahwa ada bidang-bidang lain yang bisa dikedepankan selain pariwisata. Kami merasa bersyukur bisa ambil bagian dalam kegiatan ini. Terima kasih kepada pemerintah pusat dan daerah yang memfasilitasi. Tanpa dukungan, fasilitasi dan regulasi maka yang punya produk pun tidak bisa jalan. Jadi perlu sinergi pemerintah dengan mitra usaha agar bisa jalan,” ujar Karel.