Sabtu 05 Dec 2020 17:30 WIB

Mengolok-olok dan Jadikan Siksa Neraka Candaan, Bolehkah?

Mengolok-olok siksa neraka termasuk merendahkan perkara agama

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Mengolok-olok siksa neraka termasuk merendahkan perkara agama. Ilustrasi Neraka
Foto: Pixabay
Mengolok-olok siksa neraka termasuk merendahkan perkara agama. Ilustrasi Neraka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Seorang aktris beberapa waktu lalu berseloroh di dunia maya, ia mengatakan bahwa baginya lebih baik masuk ke dalam neraka daripada masuk ke surga.

Sebab dengan masuk ke neraka dia berharap bisa bertemu dengan aktris-aktris top dunia yang sudah meninggal seperti Michael Jackson dan lainnya.  Sebenarnya bagaimana hukumnya mengolok-olok siksa neraka?  

Baca Juga

Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ustadz Syamsul Hidayat, menjelaskan pernyataan yang dikeluarkan aktris tersebut dapat dikatakan telah mengolok-olok perkara agama serta menganggap ringan siksa Allah di neraka. Sementara orang-orang mengolok-olok agama mendapat kecaman keras dari Allah sebagaimana dapat ditemukan dalam beberapa ayat di Alquran. 

يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَنْ تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي قُلُوبِهِمْ ۚ قُلِ اسْتَهْزِئُوا إِنَّ اللَّهَ مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ “Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya). Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu.” (QS  At-Taubah: 64). 

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab. Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja. Katakanlah: Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS At-Taubah: 65).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman”. (QS Al-Maidah 57).

Ustadz Syamsul menjelaskan mengolok-olok perkara agama termasuk surga dan neraka adalah perbuatan orang ahlul kitab. Selain itu mengolok-olok azab neraka juga termasuk menantang Allah. Bahkan bisa jadi, menurutnya orang yang mengolok-olok perkara agama telah kehilangan iman dalam harinya.  

"Agama itu tidak boleh dibuat main-main. Bisa jadi itu menunjukan kadar imannya rendah atau bahkam tidak ada lagi dalam hatinya. Tidak lagi mempercayai akhirat, tidak percaya balasan yang diberikan Allah," kata Ustadz Syamsul.  

Ustadz Syamsul menilai hal berbeda dengan pernyataan Rabiatul Adawiyyah. Diketahui Rabiatul Adawiyyah masyhur  mengatakam bila dirinya beribadah hanya karena mengarap imbalan surga maka ia rela dimasuk ke neraka. 

Menurut Ustadz Syamsul ungkapan Rabiatul Adawiyyah menunjukan besarnya kecintaan pada Allah dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dari ibadahnya. 

Sementara redaksi yang diungkapkan aktis baru-baru ini sangat jauh berbeda karena dengan jelas menganggap remes siksaan neraka. Karena itu menurut Ustadz Syamsul orang yang telah mengolok-olok perkara agama harus bertobat kepada Allah, terlebih mengolok-olok agama juga termasuk di antara dosa besar. 

Sementara itu Syekh Abdurrahman As Sadi dalam Tafsir As-Sa'diy bahkan menyebutkan orang yang mengolok-olok perkara agama, ayat-ayat Alquran dan Rasulullah bisa mengeluarkan seseorang dari Islam. Sebab menurutnya agama dibangun di atas pengagungan pada Allah SWT, agama, dan rasul-Nya.

Pada sisi lain, Ustadz Syamsul menjelaskan bagi seorang Muslim sudah seharusnya menentang dan tidak mendukung orang-orang yang mengolok-olok agama.  "Menjadikan orang seperti itu sebagai teman saja tidak boleh apalagi mendukung, kalau mendukung hukumnya sama seperti orang itu (orang yang mengolok-olok agama)," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement