REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Menteri Urusan Eropa Prancis Clement Beaune mengatakan negaranya menyadari kesepakatan perdagangan Brexit tidak akan mempertahankan kuota ikan yang dapat ditangkap nelayan Prancis di perairan Inggris saat ini. Tapi perjanjian tersebut tetap harus memberikan akses yang 'luas dan bertahan lama'.
Pada tabloid Journal de Dimanche, Beaune mengatakan Inggris tidak dapat ingin mendapatkan akses ke pasar tunggal Uni Eropa. Tapi disisi lain menetapkan aturan sendiri mengenai perikanan.
"Kami tahu hari-hari akses penuh ke kuota ikan di perairan Inggris sudah berakhir, tapi kami harus tetap memiliki akses yang luas dan bertahan lama," kata Beaune, Ahad (6/12).
Negosiasi perdagangan Brexit dilanjutkan pada Ahad ini setelah perundingan mengalami kebuntuan di tiga isu. Yaitu perikanan, memastikan persaingan usaha yang adil dan cara untuk mengatasi perselisihan di masa depan.
Belum diketahui apakah Inggris atau Uni Eropa siap mengubah posisi mereka cukup jauh hingga mencapai terobosan sejak Britania keluar dari blok tersebut pada 31 Januari lalu dan memasuki masa transisi sepanjang 2020.
Beaune mengatakan di hari-hari kedepan kedua belah pihak harus memutuskan apakah melanjutkan negosiasi dengan keyakinan akan berhasil meraih kesepakatan atau menerima tidak ada kesepakatan sama sekali. Ia menambahkan pernyataan Inggris kesepakatan dapat diratifikasi semua pihak dalam satu hari tidak realistis.
Beaune menegaskan kembali kesediaan Prancis menggunakan hak veto bila kesepakatan menjadi buruk. Ditanya apakah keretakan di antara 27 negara anggota Uni Eropa termasuk Prancis dan Jerman. Beaune mengatakan Kanselir Jerman Angela Merkel mendukung tuntutan Prancis."Taruhan Inggris dalam perpecahan di Uni Eropa gagal," katanya.