Ahad 06 Dec 2020 08:20 WIB

Trump Tekan Gubernur Georgia Untuk Ubah Hasil Pemilu

Hingga saat ini Trump belum mengakui kekalahannya dari Joe Biden.

Rep: lintar satria zulfikar/ Red: Hiru Muhammad
Presiden Donald Trump
Foto: Erin Schaff / POOL/The New York Times POOL
Presiden Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, GEORGIA--Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengunjungi Negara Bagian Georgia. Ia turut berkampanye untuk dua senator partai Republik dalam pemilihan bulan Januari.

Namun sebagian orang di partai tersebut khawatir langkah Trump yang fokus pada upayanya mengubah hasil pemilihan presiden 3 November lalu justru merugikan para kandidat. Hingga saat ini Trump belum mengakui kekalahannya dari Joe Biden.

Ia justru menyebarkan klaim tanpa bukti mengenai kecurangan dalam pemilihan presiden. Klaim tersebut sudah ditolak dan dibantah oleh petugas pemilihan umum federal dan negara bagian di seluruh AS.

Seluruh gugatan hukum yang diajukan tim kampanyenya juga mengalami kegagalan. Trump juga menyerang Partai Republik yang menolak membantunya, termasuk Gubernur Negara Bagian Georgia Brian Kemp dan sekretaris negara bagian Brad Raffensperger.

Biden kandidat presiden dari Partai Demokrat pertama yang berhasil menang di Georgia sejak tahun 1992. Penghitungan ulang 5 juta suara yang dilakukan menggunakan tangan menunjukkan tidak ada kecurangan.

Pada Sabtu (5/12) kemarin Trump menekan Kemp melalui sambungan telepon dan Twitter. Trump mendesak Kemp untuk mengambil langkah lebih jauh untuk membantunya mempertahankan kekuasaan.

"Saya akan menang dengan mudah dan cepat bila Gubernur Georgia Brian Kemp atau Sekretaris Negara Bagian mengizinkan verifikasi tanda tangan yang sederhana, mengapa dua 'anggota Partai Republik' ini mengatakan tidak?" cicit Trump di Twitter.

Kemp meresponnya di Twitter dengan mengatakan ia telah 'dengan terbuka meminta audit tanda tangan sebanyak tiga kali'. Trump mengatakan hal itu tidak cukup. Pada cicitannya yang kedua Trump menulis Kemp harus segera menggelar sesi khusus sidang negara bagian."Rakyat Anda menolak apa yang Anda minta, apa yang mereka sembunyikan?" kata Trump.

Tim kampanye Trump mengambil langkah yang tidak pernah terjadi di sejarah modern Amerika sebelumnya. Meminta parlemen negara bagian yang dikuasai Partai Republik tapi memenangkan Joe Biden untuk mengabaikan kemenangan presiden dari Partai Demokrat itu dan menyatakan kemenangan Trump.

Biden memenangkan Electoral College dengan 306 suara sementara Trump hanya mendapatkan 232 suara. Hasil resmi Electoral College akan diumumkan pada 14 Desember mendatang.

Kebiasaan Trump untuk membuat kampanyenya hanya mengenai dirinya dan sekarang klaim sistem pemilihan umum AS dicurangi memicu kekhawatiran sejumlah politisi Partai Republik. Mereka khawatir kehadiran Trump di Georgia justru merugikan para kandidat dari partai tersebut.

Mereka cemas Trump membuat para pemilih berpaling dari Partai Republik. Mantan anggota legislatif Georgia dari Partai Republik Matt Towery mengatakan Trump dapat membantu partainya bila ia berbicara mengenai kandidat."Bila selama 10 menit ia berbicara pada mereka dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memberitahu semua orang betapa buruknya Brian Kemp, maka hanya memperburuk keadaan," kata Towery.

Koran lokal Georgia, Atlanta Journal-Constitution melaporkan Kemp tidak akan menghadiri kampanye Trump yang dijadwalkan di Valdosta, selatan Georgia. Kampanye ini diadakan satu hari setelah teman dekat gubernur dan staf anggota senator Georgia meninggal dunia karena kecelakaan. 

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement