Ahad 06 Dec 2020 14:21 WIB

Restrukturisasi Jiwasraya Utamakan Perlindungan Nasabah

Restrukturisasi dinilai jadi opsi terbaik mengembalikan dana nasabah.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Warga melintas di depan kantor Asuransi Jiwasraya di Jalan Juanda, Jakarta (ilustrasi). Restrukturisasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dinilai telah mengedepankan aspek perlindungan para pemegang polis.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Warga melintas di depan kantor Asuransi Jiwasraya di Jalan Juanda, Jakarta (ilustrasi). Restrukturisasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dinilai telah mengedepankan aspek perlindungan para pemegang polis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) menyebut kebijakan restrukturisasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) telah mengedepankan aspek perlindungan para pemegang polis.

"Apapun pilihan yang sudah diambil dan didiskusikan, tentu mengedepankan kepentingan nasabah Jiwasraya," ujar Ketua BPKN Rizal E Halim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (5/12).

Baca Juga

Rizal menilai pemerintah melalui Kementerian BUMN pun telah memberikan garansi dana nasabah dapat kembali. Mekanisme pengembalian dana nasabah juga telah dipaparkan Kementerian BUMN kepada DPR.

"Saya pikir sudah jelas karena pemerintah melalui Menteri BUMN sudah membuat pernyataan menggaransi dana nasabah Jiwasraya. Restrukturisasi adalah pilihan terbaik," kata Rizal.

Sebelumnya, salah satu pemegang polis Jiwasraya Oerianto Guyandi mengharapkan pemerintah segera merealisasikan program restrukturisasi yang telah disepakati dengan DPR untuk penyelamatan polis nasabah Jiwasraya. Nasabah, kata Oerianto, juga menginginkan persamaan perlakuan antarnasabah dalam hal distribusi pelunasan.

"Kami mengapresiasi komitmen Pemerintah dan DPR untuk menyelesaikan persoalan Jiwasraya," ujar Oerianto.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat kerja dengan DPR pada Selasa  (1/12) menyampaikan siap menindaklanjuti arahan dari hasil laporan Panitia Kerja (Panja) Jiwasraya Komisi VI DPR yang merekomendasikan restrukturisasi Jiwasraya mulai Desember 2020 sampai Oktober 2021.

Menurut Erick, sesuai hasil rapat Panja Jiwasraya Komisi VI DPR, yang dibentuk pada Januari 2020 dan melakukan pertemuan yang intensif sebanyak tujuh kali, maka solusi bersama yang diberikan Komisi VI DPR kepada Kementerian BUMN dipastikan adalah negara hadir serta memastikan keamanan polis untuk nasabah Jiwasraya.

"Kami yang ditugasi tidak mungkin juga sempurna dalam bekerja, pasti ada kekurangannya. Namun, sesuai dengan tugas dan tupoksinya, kami juga ingin membangun korporasi yang bersaing di era persaingan terbuka ini," kata Erick.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement