Ahad 06 Dec 2020 16:31 WIB

Kala Dakwah Benar, Yahudi-Nasrani Berbalik Bela Islam

Jika dakwah dilakukan secara benar musuh Islam berbalik jadi kawan

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Jika dakwah dilakukan secara benar musuh Islam berbalik jadi kawan. Ilustrasi dakwah Yahudi Islam
Foto: news.yourolivebranch.org
Jika dakwah dilakukan secara benar musuh Islam berbalik jadi kawan. Ilustrasi dakwah Yahudi Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Benteng terakhir bagi orang beriman adalah dakwah. Hidup dalam suasana dakwah maka Iman akan terjaga.  

"Kalau iman terjaga maka amalpun terjaga, kalau amal terjaga maka agama pun terjaga," kata Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizul Qur'an dan Ilmu Hadist, KH Zulkifli Ahmad Jundim, saat menyampaikan bayannya secara virtual, Ahad (6/12).

Baca Juga

Kiai Zulkifli menuturkan, dakwah jika dilaksanakan dengan cara dan tertib yang benar maka, musuh bisa nenjadi kawan. 

Sedangkan dakwah yang tidak dilaksanakan dengan cara yang tidak benar, maka bisa membuat kawan menjadi lawan. 

"Usaha dakwah dan tabligh akan menjadikan orang yang paling buruk di dunia menjadi yang terbaik," katanya. 

Hal itu, kata dia, terbukti sebagaimana melalui usaha dakwah dan tablighnya baginda Rasulullah SAW terhadap beberapa sahabatnya. Misalnya Umar Bin Khatab RA dari ingin jadi pembunuh Nabi menjadi amirul Mu'minin.   

"Selain itu, Khalid Bin Walid RA, yang membunuh 70 sahabat sebelum berislam menjadi saifullah, pedangnya Allah SWT," katanya. 

Menurutnya, apabila kerja dakwah dibuat dengan tertib yang benar maka dari, rahim-rahim Yahudi dan Nasrani akan lahir pembela-pembela Agama. Sebaliknya apabila dakwah dibuat tapi tidak dengan cara dakwah nabi maka dari rahim-rahim wanita Muslim akan lahir penentang-penentang agama.  "Sebagaimana hari ini sudah tampak dengan kasat mata," katanya.

Dia memastikan, dalam kerja dakwah ini tidak ada maksud-maksud dunia, mencari jabatan, popularitas, mengambil azas manfaat, dari agama sebagai jalan utk dapatkan dunia. Buat kerja dakwah untuk islah atau memperbaiki diri sendiri bukan untuk memperbaiki orang lain. "Bagaimana diri kita merasa yang paling buruk, paling berdosa, paling tida lurus imannya," katanya. 

Menurut dia, jika dakwah untuk memperbaiki orang lain maka timbul rasa sombong, merasa dirinya hebat, lebih baik dari orang lain. “Ana khairum minhu yang artinya saya lebih baik dari Anda. Ini adalah sifat Iblis la’nattullah," katanya. 

Jadi, kata dia, setiap titik dalam kerja dakwah ini harus ikut sirah nabawiyah dari keberkahan kerja Rasulullah SAW dan para sahabat, bukan ikut cara yang sesuai dengan nafsu sendiri. Seorang dai, bukan mau mengirim musuh-musuh Islam ke neraka. "Tapi buat doa dan usaha dakwah agar musuh-musuh Islam masuk surganya Allah SWT,” ujar dia.

Kiai Zulkifli mengatakan, kerja mengirim manusia ke neraka adalah kerjanya setan dan iblis dan itulah janji dia kepada Allah SWT. Iblis akan mengirim seluruh manusia keturunan bani Adam AS ke neraka bersama-sama dia 

"Kerja iblis bertentangan dengan kerja Nabi SAW.  Nabi SAW buat kerja agar seluruh manusia masuk surga dengan mengorbankan diri, harta, waktunya di jalan Allah," katanya. 

Menurutny, tanda dakwah ini benar maka semakin hari semakin sayang kepada umat.  Nabi SAW sangat sayang kepada manusia jika melihat satu orang saja meninggal tanpa iman dan amal  sehingga beliau menangis sedih. 

"Bagaimana risau, pikir, serta tangisan Mabi SAW juga ada dalam diri kita hari ini, maka untuk itu kita perlu buat usaha dan  pengorbanan," katanya.

"Semoga semua umat Islam juga bersedia buat usaha dan pengorbanan sebagaimana Nabi sudah buat usaha pengorbanan untuk wujudnya dan tegaknya agama di muka bumi ini. Insya Allah," katanya. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement