Ahad 06 Dec 2020 17:43 WIB

Medan Tawarkan Kelengkapan Sebagai Kota Kerja Juga Wisata

Medan menjadi sebuah kota dengan perpaduan gaya hidup modern dan warisan kolonial.

Warga melintas di depan bangunan bersejarah Gedung Warenhuis di Jalan Ahmad Yani VII, Medan, Sumatera Utara, Rabu (21/10/2020). Gedung Warenhuis merupakan supermarket pertama di Medan yang dibangun sekitar tahun 1916, kondisinya terbengkalai sejak bertahun-tahun dan Pemerintah Kota Medan berencana akan merevitalisasi bangunan tersebut guna mengembangkan potensi wisata dan ekonomi.
Foto: ANTARA/Irsan Mulyadi
Warga melintas di depan bangunan bersejarah Gedung Warenhuis di Jalan Ahmad Yani VII, Medan, Sumatera Utara, Rabu (21/10/2020). Gedung Warenhuis merupakan supermarket pertama di Medan yang dibangun sekitar tahun 1916, kondisinya terbengkalai sejak bertahun-tahun dan Pemerintah Kota Medan berencana akan merevitalisasi bangunan tersebut guna mengembangkan potensi wisata dan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ibu Kota Sumtara Utara, Medan, adalah kota yang mengalami perkembangan dan modernisasi cukup pesat dibandingkan kota-kota besar lainnya di Sumatra. Kota ini bahkan menjadi epicentrum pertumbuhan ekonomi Pulau Sumate

ra. Sejak tahun 2011, Medan ditetapkan Pemerintah Indonesia sebagai “Kota Metropolitan Baru” sekaligus sebagai salah satu dari tujuan utama wisata Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) di Tanah Air. 

photo
Sejumlah wisatawan berkunjung ke Istana Maimun di Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (24/10/2020). Destinasi wisata cagar budaya peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1888 itu dibuka untuk publik saat pandemi COVID-19 ini dengan menerapkan protokol kesehatan khusus serta pembatasan jumlah pengunjung maksimal 50 orang di dalam ruangan dengan masa kunjungan 30 menit. - (ANTARA/Aditya Pradana Putra)

Seiring dengan ditetapkannya Medan sebagai kota metropolitan strategis, Medan juga menjadi prime mover bagi pengembangan usaha dan industri MICE di kawasan barat Indonesia. Pembangunan MICE di Medan pun mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak terutama sektor tersier yang meliputi perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan, komunikasi, persewaan, dan jasa. Hal tersebut menjadi landasan bagi perkembangan industri MICE di Kota Medan. 

photo
Sejumlah warga melihat burung bangau (ciconiidae) yang bertengger di taman kolam burung Cemara Asri Medan, Sumatera Utara, Rabu (6/5/2020). Habitat burung bangau yang dilestarikan oleh pihak pengelola Cemara Asri tersebut menjadi daya tarik di tempat itu - (ANTARA /septianda perdana)

"Tidak hanya itu saja, pertumbuhan MICE signifikan terlihat dengan hadirnya banyak usaha jasa konvensi, pengatur perjalanan intensif, dan penyelenggara dan perencanaan pameran, penyediaan fasilitas, jasa pelayanan, jasa penyelenggaraan konvensi, perjalanan intensif, dan pameran," kata Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, & Pameran (MICE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Iyung Masruroh, Ahad (6/12).

Apalagi, kata dia, pasar kegiatan MICE di Medan cukup besar karena kota ini memiliki Kawasan Industri Baru (KIB) di Kecamatan Medan Labuhan, Kawasan Industri Medan (KIM) dekat Pelabuhan Belawan, dan Perkampungan Industri Kecil (PIK) di Kecamatan Medan Denai. 

Fasilitas MICE di Medan yang terus berkembang dengan pesat telah mendorong banyak orang dan investor untuk berkunjung ke kota ini dalam rangka tujuan wisata maupun bisnis. Oleh karena itu, berbagai kegiatan MICE banyak digelar di kota ini seperti meeting perusahaan, kunjungan kerja, rapat organisasi, reuni, acara peresmian, launching produk, field trip, survey lokasi, acara perpisahan pelajar, aneka lomba, hingga acara ulang tahun. 

"Kota ini juga menjadi tujuan wisata perjalanan insentif karena menjadi gerbang ke berbagai tujuan wisata memukau seperti Danau Toba, Tangkahan, Bukit Lawang serta Berastagi. Oleh karena itu, Pemerintah mengembangkan aksesibilitas yang terintegrasi untuk menunjang pengembangan pariwisata terutama wisatawan MICE," kata Iyung.

Medan merupakan salah satu kota terbesar di Tanah Air dengan letaknya yang strategis di pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka sekaligus menjadi pintu masuk arus penumpang, barang dan jasa di wilayah barat Indonesia. Kota ini juga sejak lama menjadi penghubung bagi kota penting lainnya di Sumatra Utara, seperti Binjai, Deli Serdang dan Karo. 

Meski perannya besar sebagai kota penghubung, Medan memiliki daya tarik sebagai sebuah tujuan wisata. Wisatawan di sini dapat menyambangi berbagai tujuan wisata di antaranya adalah: Taman Buaya di kawasan Sunggal yang berisikan ribuan ekor buaya aneka jenis, Taman Bunga, Kebun Binatang Simalingkar, Rahmat Gallery serta Danau Siombak yang masih menjadi objek wisata di pinggiran kota Medan. Namun wisata yang paling menarik di Kota Medan adalah bangunan tuanya yang dibangun dari pertengahan abad XX. 

Selain itu, pengaruh masa lalunya yang gemilang sebagai penghasil perkebunan meninggalkan jejak arsitektur Eropa di berbagai bangunan sudut kota. Alhasil, saat ini Medan menjadi sebuah kota dengan perpaduan gaya hidup modern dan warisan kolonial. 

"Daya tarik kota ini lewat beragam peninggalan sejarah sangat tepat untuk menjadi tempat kegiatan perjalanan insentif dalam wisata MICE. Itu juga didukung dengan potensi wisata kulinernya yang sudah cukup terkenal di Tanah Air," ujar Iyung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement