Ahad 06 Dec 2020 19:10 WIB

Arab Saudi Batalkan Kunjungan Kepala Intelijen Israel

Kepala Mossad dinilai jadi tokoh kunci pertemuan Arab Saudi dan Israel

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Agen intelijen Israel Mossad
Agen intelijen Israel Mossad

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi tiba-tiba membatalkan kunjungan seorang pejabat Israel yang kemungkinan adalah kepala intelijen Mossad pada pekan lalu.  Itu terjadi setelah Israel mengungkapkan informasi tentang pertemuan rahasia antara Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, dan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS), di Neom, kurang dari dua minggu lalu.

Yedioth Ahronoth mengutip sumber yang menyatakan Kepala Mossad, Yossi Cohen yang tidak jadi melakukan pertemuan. Dia dianggap sebagai tokoh kunci dalam hubungan antara kedua belah pihak.

Baca Juga

"Yang membuat pembatalan undangan menjadi peristiwa yang sangat penting," ujar sumber tersebut.

Surat kabar tersebut mengungkapkan bahwa pencabutan kunjungan itu terjadi setelah Netanyahu membual tentang pertemuannya dengan MBS di Arab Saudi. Menurut Arab48, sumber-sumber Israel mengklaim bahwa pembatalan undangan pejabat Israel itu dimotivasi oleh ketidakpuasan Arab Saudi dengan kinerja Israel.

Laporan Yedioth Ahronoth menekankan bahwa itu bukan pertama kalinya Netanyahu membocorkan pertemuan dan acara rahasia. Dalam beberapa tahun terakhir, dia secara bertahap melanggar protokol kerahasiaan yang telah melayani Israel selama bertahun-tahun dalam menjalin hubungan luar negeri rahasia dan menangani masalah keamanan yang paling sensitif.

Surat kabar Ibrani Haaretz mengutip sumber informasi yang mengungkapkan bahwa Cohen juga berpartisipasi dalam pertemuan yang melibatkan Netanyahu, MBS, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo. Perusahaan Penyiaran Publik Israel (Kan) mengindikasikan bahwa Netanyahu dan Cohen berangkat dengan pesawat pribadi dari bandara Ben Gurion, dekat Tel Aviv, ke Neom di Arab Saudi.

Menteri Luar Negeri Saudi, Faisal Bin Farhan, membantah berita tentang pertemuan putra mahkota dengan para pejabat Israel selama kunjungan Pompeo baru-baru ini ke kerajaan itu. Dia menekankan bahwa hanya pejabat AS dan Saudi yang hadir pada saat itu. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement