REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Stasiun televisi Iran melaporkan total kasus kematian terkait virus corona di negara itu tembus 50 ribu. Penyebaran virus di negara Timur Tengah yang paling terdampak pandemi itu memang mulai melambat. Tetapi Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 1 juta warga Iran.
Dalam beberapa hari terakhir angka infeksi virus korona di negara itu turun 10 persen. Grand Bazaar di Teheran, pusat-pusat perbelanjaan dan sejumlah toko pun sudah dibuka kembali setelah sempat ditutup selama dua pekan.
Pemerintah Iran memperingatkan situasi di Teheran dan kota lain yang sudah menurunkan tingkat kewaspadaan dari tinggi ke sedang masih 'rentan'. Kementerian Kesehatan Iran melaporkan total kasus kematian di negara itu mencapai 50.016 kasus.
Pada Sabtu (5/12) di stasiun televisi milik pemerintah, juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Sima Sadat Lari mengatakan dalam 24 jam terakhir jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia bertambah 321 orang. Sementara jumlah kasus infeksi bertambah 12.191 orang, sehingga total kasus Covid-19 di Iran menjadi 1.028.986.
"Kami hampir mendekati 500 kematian per hari," kata Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pidatonya yang disiarkan televisi nasional.
Ia menambahkan risiko di 64 dari 160 kota yang berada di zona merah dua pekan lalu masih tinggi. Ia memperingatkan bila masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan, Teheran dapat kembali masuk 'zona merah' dalam satu atau dua pekan ke depan.
Pada 21 November lalu sebagian besar kota besar di Iran seperti Teheran, Isfahan, Shiraz dan Mashhad memperketat peraturan pembatasan sosial. Bisnis barang atau jasa non-esensial seperti restoran, mal dan toko-toko ditutup.