Senin 07 Dec 2020 08:51 WIB

Pesantren Pusaka Khas Ciwedus Bangun Aula Baru

Aula itu diberi nama aula Pusaka Mama Ahmad Shobari

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
Pondok Pesantren Pusaka Khas Ciwedus, Kuningan, Jawa Barat
Foto: Andrian Saputra / Republika
Pondok Pesantren Pusaka Khas Ciwedus, Kuningan, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Pondok Pesantren Pusaka Khas Ciwedus, Kuningan, Jawa Barat dalam waktu dekat akan mempunyai aula untuk kegiatan para santri dan masyarakat. Aula itu diberi nama aula Pusaka Mama Ahmad Shobari sebagaimana nama perintis awal pesantren yang juga ulama kharismatik Kuningan abad ke-18 yakni KH Ahmad Shobari. Peletakan batu pertama pembangunan aula berlangsung pada Ahad (6/12). Kegiatan peletakan batu pertama dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat dan juga keluarga besar Perguruan Al Baathin Al Waliyy Indonesia Cabang Cirebon-Kuningan.

Pimpinan Pondok Pesantren Kiai Ahmad Mustofa Agil menjelaskan, aula yang berdiri persis di samping asrama santri putra itu kedepannya tidak hanya dapat dipergunakan untuk kegiatan santri tapi juga dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat dan keluarga besar Perguruan Al Baathin Al Waliyy Indonesia Cabang Cirebon-Kuningan.

"Kami memohon doa semua umat muslim khususnya di Kabupaten Kuningan semoga pembangunan aula ini bisa selesai dengan cepat dan dapat dipergunakan untuk syiar Islam," kata Kiai Mustofa.

Pesantren Pusaka Khas Ciwedus Kuningan merupakan pesantren tertua di Kabupaten Kuningan. Pesantren ini telah ada sejak 1718. Pesantren ini didirikan Tubagus Kalamuddin bin Sultan Mahasin yang masih memiliki silsilah ke Kesultanan Banten dan Syekh Syarif Hidayatullah. Kala itu Pesantren masih berupa padepokan sederhana tempat masyarakat belajar memahami dan mendalami agama.

Pesantren Pusaka Khas Ciwedus menjadi pusat penyebaran Islam di Kabupaten Kuningan terlebih pada masa kepemimpinan KH Ahmad Shobari sekitar 1800an. KH Ahmad Shobari merupakan cicit dari Tubagus Kalamuddin. Pada masanya banyak tokoh ulama yang menimba ilmu kepada KH Ahmad Shobari. Pada masa penjajahan Belanda pesantren tradisional yang dibangun KH Ahmad Shobari beberapa kali dibakar lantaran menjadi basis perlawanan kepada kompeni.  

Sementara itu pimpinan Perguruan Al Baathin Al Waliyy Indonesia Cabang Cirebon-Kuningan, Tuan Guru Tatang Adi Nugroho berharap Pesantren Pusaka Khas Ciwedus dapat kembali berjaya. "Insyaallah Pesantren Ciwedus ini kedepan akan menjadi center dari pada percontohan Pesantren tradisional. Semoga kehadiran Al Baathin Al Waliyy juga bisa memperkokoh dalam pengembangan pesantren," jelasnya.

Sementara itu pembangunan aula diawali dengan doa bersama yang diikuti masyarakat sekitar pesantren serta keluarga besar Perguruan Al Baathin Al Waliyy Indonesia Cabang Cirebon-Kuningan. Warga pun antusias gotong royong membantu pembangunan aula.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement