Senin 07 Dec 2020 16:07 WIB

Hindari Covid-19, Jangan Bicara Saat Makan di Restoran

Virus Covid-19 dapat menular dari jarak lebih dari enam meter

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Para peneliti memperingatkan warga di dunia untuk tidak berbicara saat makan di restoran. Sebab, virus corona dapat ditularkan dari jarak lebih dari enam meter.

Tempat dalam ruangan juga harus memasang sekat angin di antara para pelanggan atau bahkan mempertimbangkan untuk menempatkan para pelanggannya di ruangan terpisah untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona. Rekomendasi tersebut dibuat dalam sebuah penelitian terhadap sekelompok kasus di sebuah restoran di Jeonju, Korea Selatan (Korsel) awal tahun ini.

Baca Juga

Seperti dilansir laman Independent, laporan tersebut menjelaskan, bahwa setelah memeriksa CCTV, wawancara pelacakan kontak, dan data lokasi ponsel, peneliti menyimpulkan satu pasien terinfeksi pada jarak 6,5 meter meski hanya terpapar selama lima menit. Sementara yang lain terinfeksi pada jarak 4,8 meter setelah 15 menit terpapar dan tidak ada kontak langsung atau tidak langsung dengan kasus aslinya.

Namun beberapa pengunjung lain di restoran yang sama, tidak terinfeksi meskipun lebih dekat ke sumber wabah. Para peneliti juga mengukur aliran udara yang dibuat oleh AC yang dipasang di langit-langit untuk mendeteksi bagaimana virus dapat ditularkan dalam jarak yang begitu jauh.

Para ahli saat ini merekomendasikan bahwa jarak sosial membutuhkan jarak minimal antara satu dan dua meter untuk menghindari kontak dengan tetesan pernapasan yang ditularkan melalui bersin, batuk, atau berbicara. Namun dalam kasus Korea, para ilmuwan menyimpulkan bahwa tetesan tersebut mungkin terbawa jarak yang lebih jauh karena restoran tersebut dilengkapi dengan AC tipe langit-langit.

"Penularan melalui tetesan air dapat terjadi pada jarak lebih dari 2 meter jika ada aliran udara langsung dari orang yang terinfeksi," kata penulis studi tersebut di Journal of Korean Medical Science.

"Oleh karena itu, pedoman terbaru yang melibatkan pencegahan, pelacakan kontak, dan karantina untuk Covid-19 diperlukan untuk mengendalikan penyakit yang sangat menular ini," ujarnya menambahkan.

Para peneliti selanjutnya merekomendasikan bahwa meja di restoran dan kafetaria dalam ruangan harus dipisahkan oleh partisi atau ditempatkan lebih dari dua meter. "Selain itu, dalam pengaturan dalam ruangan seperti restoran, masker harus dilepas hanya selama makan dan harus dipakai sebelum dan sesudah makan, sementara percakapan selama makan dan berbicara keras atau berteriak harus dihindari," ujar studi tersebut.

"Dalam jangka panjang, pemasangan ruang atau sekat terpisah untuk pengaturan dalam ruangan harus dipertimbangkan untuk mencegah penularan penyakit menular melalui udara dan tetesan," ujarnya menambahkan.

Pemerintah Korea Selatan (Korsel) pun memutuskan untuk memperketat aturan jarak sosial (social distancing) di wilayah Ibu Kota Seoul pada Ahad (6/12) waktu setempat. Itu dilakukan menyusul lonjakan kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang mencapai level tertinggi dalam satu bulan terakhir.

Aturan jarak sosial di Seoul akan ditingkatkan menjadi level 2,5 selama tiga pekan mendatang. Tak hanya Seoul, aturan juga mencakup wilayah di sekitar Ibu Kota, yaitu Provinsi Gyeonggi dan Incheon.

Di Korsel sendiri, kasus virus corona terbilang rendah dibandingkan dengan negara-negara parah seperti Amerika Serikat (AS), India, maupun Indonesia. Menurut data statistik worldometers, Korsel memiliki 38.161 kasus virus corona, sementara 594 orang meninggal karena virus.

Sementara itu, catatan global menunjukkan angka 67.405.144 kasus Covid-19 di 218 wilayah dan negara. Sementara sudah 1.541.952 orang meninggal dunia karena virus Covid-19 pada tingkat global.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement