Senin 07 Dec 2020 16:10 WIB

Covid Melonjak, Presiden Korsel Perintahkan Tes Diperbanyak

Sudah satu bulan terakhir angka Covid-19 di Korsel menyentuh tiga digit.

Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.
Foto: REUTERS/Jung Yeon-Je
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Senin meminta pengujian virus Covid-19 diperbanyak dan pelacakan diperluas. Perintah itu disampaikan Moon ketika negara itu berjuang untuk mengendalikan gelombang C-19 terbaru dan terbesar.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 615 kasus baru Covd-19 pada Ahad (6/12) tengah malam. Angka tersebut menggenapi masa sebulan peningkatan kasus harian Covid-19 sebesar tiga digit di Korsel. Hal ini telah menyebabkan 8.311 pasien terkonfirmasi Covid-19 dikarantina. Jumlah itu merupakan pasien Covid-19 terbanyak yang pernah ada di negara tersebut.

Baca Juga

"Presiden Moon memerintahkan mobilisasi setiap sumber daya yang tersedia untuk melacak kasus infeksi corona, dan untuk memperluas pengujian dengan mengerahkan militer dan lebih banyak personel dari layanan publik," kata Chung Man-ho, juru bicara kantor kepresidenan, Gedung Biru, dalam sebuah pengarahan.

Moon mengatakan tempat-tempat pengujian virus corona harus beroperasi lebih lama untuk memungkinkan orang yang bekerja dapat menjalani tes sesuai dengan kesediaan waktu mereka. Selain itu, ia meminta lebih banyak fasilitas pengujian lantatur disiapkan.

Menurut KDCA, tingkat kasus positif Covid--19 di Korsel untuk gelombang tes terbaru adalah sekitar 4,2 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tahun ini sebesar 1,2 persen.

Pada Ahad (6/12), pihak berwenang mengatakan mereka akan memberlakukan aturan jarak sosial yang lebih ketat di Ibu Kota Seoul dan daerah sekitarnya. Aturan itu akan berlangsung setidaknya hingga akhir Desember.

Korea Selatan menghindari langkah penguncian (lockdown) tetapi menggunakan sistem pelacakan, pengujian, dan karantina yang intensif untuk memadamkan dua gelombang infeksi virus corona sebelumnya.

Namun, dengan kemuculan gelombang ketiga wabah Covid-19, Pemerintah Korsel menghadapi kritik yang meningkat karena jumlah kasus terus naik meskipun berbagai aturan diberlakukan, seperti wajib masker, jam malam untuk restoran dan bisnis lain, serta pembatasan transportasi umum.

Total kasus Covid-19 pada Senin turun sedikit dari jumlah kasus pada Ahad. KDCA melaporkan pada Ahad ada 631 kasus baru infeksi corona. Angka itu merupakan kenaikan harian tertinggi sejak puncak wabah COVID-19 di Korsel pada Februari dan awal Maret.

Secara keseluruhan, Korea Selatan telah melaporkan 38.161 kasus Covid-19, dengan 549 kematian. Otoritas kesehatan Korsel mengatakan bahwa jika kecenderungan peningkatan kasus saat ini berlanjut, sistem layanan rumah sakit akan mengalami kelebihan beban.

sumber : Reuters/antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement