Senin 07 Dec 2020 17:18 WIB

Buka Pertemuan ICMI, Emil: Beri Kami Jalan Penerang 2045

Tiga syarat yang harus dipenuhi apabila Indonesia emas terwujud 2045

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Didampingi Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie (kanan depan), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan sambutan saat pembukaan Pertemuan Nasional dan Milad ke-30 ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim), di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Senin (7/12). Kegiatan yang bertajuk Tantangan Indonesia di Kancah Dunia Pasca Covid-19 ini dilakukan secara offline dengan peserta terbatas dengan protokol kesehatan ketat dan online lewat zoom meeting bersama pengurus Organisasi Wilayah (Orwil) dari dalam maupun luar negeri, Organisasi Daerah (Orda), Organisasi Satuan (Orsat) dan Badan Otonom (Batom) ICMI, serta undangan lainnya.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Didampingi Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie (kanan depan), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan sambutan saat pembukaan Pertemuan Nasional dan Milad ke-30 ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim), di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Senin (7/12). Kegiatan yang bertajuk Tantangan Indonesia di Kancah Dunia Pasca Covid-19 ini dilakukan secara offline dengan peserta terbatas dengan protokol kesehatan ketat dan online lewat zoom meeting bersama pengurus Organisasi Wilayah (Orwil) dari dalam maupun luar negeri, Organisasi Daerah (Orda), Organisasi Satuan (Orsat) dan Badan Otonom (Batom) ICMI, serta undangan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil membuka Pertemuan Nasional dan Milad ke-30 Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Senin (7/12). 

Pertemuan tersebut dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan. Jumlah pengurus ICMI yang hadir dibatasi. Hanya pengurus ICMI Pusat yang hadir langsung. Sedangkan pengurus ICMI Korwil se-Indonesia mengikuti pertemuan melalui konferensi video. 

Ridwan Kami mengatakan, dirinya merasa bangga karena Ibu Kota Jabar dijadikan tempat untuk merumuskan tantangan Indonesia di kancah dunia pascapandemi Covid-19. Ridwan Kamil pun berharap, hasil pertemuan ICMI tersebut menghadirkan rumusan-rumusan untuk pembangunan Jabar.  "Mudah-mudahan berbanding lurus dengan kontribusi ICMI pada pembangunan Jabar," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Selain itu, kata Emil, di Gedung Merdeka, tempat pertemuan berlangsung, Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno dan pemimpin negara Asia-Afrika pernah menyuarakan anti kolonialisme yang memberikan imajinasi tentang masa depan dunia. "Imajinasi itu saya ingin tekankan lagi kepada ICMI, beri kami jalan penerang untuk tahun 2045. Tinggal 25 tahun lagi apakah sampai Indonesia menjadi negara terhebat kedua atau ketiga di dunia, kita butuh kompas," paparnya. 

Emil memaparkan bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi apabila Indonesia ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045. Pertama adalah kondisi sosial-politik kondusif. "Saya doakan kita selalu menjadi bangsa yang damai dengan dasar Pancasila," katanya. 

Syarat kedua, kata dia, yakni pertumbuhan ekonomi harus dijaga di angka 5 persen. Namun, saat ini, perekonomian negara-negara di seluruh dunia terpukul pandemi Covid-19. "Sekarang semua minus oleh pandemi Covid-19 yang mengajarkan bahwa urusan kesehatan bisa menghancurkan sisi ekonomi," katanya. 

Emil berharap, perekonomian Indonesia kembali pulih secara perlahan, dan dijaga pertumbuhannya selama 25 tahun kedepan. "Maka Indonesia emas 2045 itu akan terwujud," katanya. 

Syarat terakhir,  adalah Sumber Daya Manusia (SDM) harus produktif dan kompetitif. Menurut Emil, ICMI berperan penting dalam menciptakan SDM tersebut. "Syarat ketiga, SDM harus kompetitif dan produktif, ini menjadi salah satu dari peran ICMI menciptakan SDM andal," katanya. 

Indonesia di tahun 2045, kata dia, diprediksi akan menjadi satu-satunya negara di dunia yang 75 persen populasinya dihuni oleh generasi muda. "Ini bisa menjadi potensi atau malah jadi beban negara kalau tidak dikelola dengan baik," katanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement