Senin 07 Dec 2020 17:23 WIB

Ekonomi Sumbar Diperkirakan Pulih pada 2022

Pada 2021, ekonomi Sumbar tumbuh 2,5 persen.

Sejumlah pengunjung menikmati matahari terbenam di pantai Pasir Jambak, Padang, Sumatera Barat, Selasa (1/12). Pengamat ekonomi Universitas Andalas (Unand) Padang Efa Yonedi Phd memperkirakan ekonomi Sumatera Barat akan pulih pada 2022 setelah mengalami kontraksi akibat pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Pertumbuhan ekonomi pada tahun depan diprediksi 2,5 persen.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Sejumlah pengunjung menikmati matahari terbenam di pantai Pasir Jambak, Padang, Sumatera Barat, Selasa (1/12). Pengamat ekonomi Universitas Andalas (Unand) Padang Efa Yonedi Phd memperkirakan ekonomi Sumatera Barat akan pulih pada 2022 setelah mengalami kontraksi akibat pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Pertumbuhan ekonomi pada tahun depan diprediksi 2,5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Universitas Andalas (Unand) Padang Efa Yonedi Phd memperkirakan ekonomi Sumatera Barat akan pulih pada 2022 setelah mengalami kontraksi akibat pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Pertumbuhan ekonomi pada tahun depan diprediksi 2,5 persen.

"Berdasarkan hasil riset Fakultas Ekonomi Unand, ekonomi Sumbar mulai tumbuh kembali pada 2021 dengan angka sekitar 2,5 persen," kata dia di Padang, Senin (7/12).

Baca Juga

Ia menyampaikan hal itu pada pemaparan Kondisi Sektor Jasa Keuangan dan Outlook Perekonomian Provinsi Sumbar 2021 digelar OJK Sumbar. Menurutnya untuk kembali ke kondisi ekonomi sebelum Covid-19 akan tergantung kepada seberapa efektif kebijakan kesehatan yang diambil pemerintah termasuk sudah mulai ditemukan vaksin.

"Ini butuh koordinasi dan sinergi kebijakan dari berbagai pihak agar lebih efektif," ujarnya yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Unand.

Efa menilai butuh waktu sekitar dua tahun untuk menumbuhkan kembali ekonomi Sumbar agar kembali normal.

"Koordinasi dan sinergi kebijakan menjadi kunci utama, tapi yang lebih penting adalah eksekusi," kata dia.

Ia melihat salah satu faktor yang menyebabkan pemulihan ekonomi bisa menjadi lebih cepat adalah Covid-19 muncul setelah internet hadir di tengah kehidupan manusia. "Bisa dibayangkan kalau Covid-19 muncul saat internet belum hadir, maka sektor ekonomi akan benar-benar anjlok karena tidak bisa melakukan aktivitas sama sekali," kata dia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pada kuartal II 2020 ekonomi Sumbar minus 4,28 dan kuartal III minus 2,38. Akan tetapi ia meyakini pertumbuhan ekonomi Sumbar kurvanya berbentuk huruf V yang sedang turun kemudian naik kembali.

Salah satu strategi mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah meningkatkan penyaluran kredit dengan mengoptimalkan peran perbankan, katanya. Kemudian mengoptimalkan digitalisasi pada sektor perbankan karena ini merupakan suatu keharusan karena jika tidak akan ditinggal nasabah.

Selain itu meningkatkan konsumsi rumah tangga, hingga memperbaiki kinerja ekspor dan membangkitkan kembali sektor pariwisata menjadi strategi mempercepat pemulihan ekonomi Sumbar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement