REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Produksi Film Negara (Perum PFN) resmi membuka Vital Voices Festival (VVF), 5 hingga 12 Desember 2020. VVF 2020 kali ini mengangkat tema Peran Perempuan Dalam Pemulihan Ekonomi Nasional Melalui Industri Kreatif dan Film. Sebanyak 13 tema talkshow, 14 workshop, 16 layar bioskop rakyat dan pameran selama 30 hari digelar untuk memperkuat tema tersebut.
VVF ini merupakan salah satu sinergi yang dilakukan Perum Produksi Film Negara (PFN) dengan PT Telkom yang dibina oleh Kementerian BUMN dan Kementerian Tenaga Kerja. VVF 2020 dibuka oleh Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Alex Denni.
Dalam sambutannya, Alex Denni mengatakan pandemi Covid-19 telah mengakibatkan dampak yang massif di sector industri, tak terkecuali industri kreatif dan fim. Agar bisa bangkit dari situasi itu, perlu kerja sama semua pihak, gotong-royong, saling memperkuat dan berbagai informasi satu dengan yang lain.
“Inisiatif Vita Voices Festival 2020 yang digagas Perum PFN merupakan salah satu wujud bahu-membahunya kita dalam membantu industri kreatif dan perfilman Indonesi untuk bangkit,”kata Alex Denni dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (7/12).
Perum PFN bersinergi dengan PT Telkom untuk menayangkan secara online (virtual) semua kegiatan VVF 2020 menggunakan aplikasi CloudX. CloudX adalah paket aplikasi yang dapat digunakan oleh pelanggan telkomsel (dan corporat paid) untuk melakukan virtual meeting yang dimiliki oleh Telkomsel. Selain itu, juga sinergi untuk mengunakan platform MAXstream untuk penayangan program Bioskop Rakyat.
MAXstream adalah aplikasi video yang menampilkan ribuan film dan serial TV dari MAXstream Original, HBO GO, iflix, MyPlay, NOMO, Starvision, Sushiroll, Vidio, VIU dan sebagainya. Vital Voices Festival ini disponsori oleh antara lain Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri, Pupuk Indonesia Holding Company, PT Pertamina, Pegadaian, Perum Bulog, Semen Indonesia Group, Telkomsel, Asuransi Jamkrindo, Asuransi Askrindo dan RNI.
Direktur Utama Perum PFN, Judith J Dipodiputro, mengatakan pandemi Covid-19 menimbulkan peningkatan penangguran dan kemiskinan. Oleh karena itu, perbaikan kebijakan pada sisi demand diperlukan untuk menggerakan perekonomian.
"Program Pemulihan Ekonomi Nasional merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak COVID-19 terhadap perekonomian. Selain penanganan krisis kesehatan, pemerintah juga menjalankan Program PEN sebagai respon upaya untuk menstimulus perekonomi di berbagai bidang, termasuk di sektor industri kreatif,” katanya.
Menurut Judith, kebutuhan tenaga kerja di sektor industri kreatif diproyeksikan akan naik hingga melampaui delapan persen sampai tahun 2035 mendatang. Jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif di Indonesia akan cukup besar jika dibandingkan negara-negara lain.
Sebagai pembanding di Indonesia ada 14 persen tenaga kerja ekonomi kreatif, sementara di Asia Pasifik ada 43 persen, Eropa 26 persen, Amerika Utara 16 persen, Amerika Latin 7 persen, Afrika dan Timur Tengah sebesar 8 persen. “Terlebih di era industri 4.0, di mana sektor industri dituntut untuk memanfaatkan teknologi canggih atau digitalisasi sehingga bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas produk secara lebih efisien,”katanya.
Karena itu, tambahnya, agar meningkatkan demand dan pertumbuhan ekonomi terutama dibidang industri kreatif di tengah pandemi COVID-19 diperlukan upaya sinergis melibatkan seluruh stakeholder terkait.
Tema Workshop
Adapun tema workshop yang akan digelar antara lain Pengenalan Industri Perfilman dan Industri Kreatif dengan pengajar Ayu Paramita (Telkomsel) dan Ekky Imanjaya (Film Department, Binus University), Smartphone Filmaking dengan penjajar Adilia Amelia dan Irwanto (Film Department Binus University), Pembuatan Aplikasi Android Tanpa Coding dengan pengajar M. Ridwan Arif Cahyono dan Iksan Auditia Akhinov (pengajar Teknik Elektronika Politeknik Gajah Tunggal), Cara Mudah Belajar IOT dengan Platform Blynk dengan pengajar Adik Susilo Wardoyo dan Indri Purwita Sary (pengajar Teknik Elektronika Politeknik Gajah Tunggal), Peduli Lingkungan Hidup dan Komunitas Sekitar dengan pengajar Prof. Dr. Erri N. Megantara (Guru Besar Fakultas MIPA UNPAD), Dr. Prima Mayaningtyas, (Kepala Dinas Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Barat) dan Haris Zulkarnain (Direktur Keuangan dan SDM Perum Jasa Tirta II).
Kementerian Tenaga Kerja memberikan workshop antara lain Pelatihan Barista dengan pengajar Wirawan Albertus, Fahim Ahmada, pelatihan maintenance AC dengan pengajar Sri Hardono dan Heru Hermawan, pelatihan automation sebanyak dua kali dengan pengajar Barita Martupa Nababan, Yuriyandi, Fauzia Rizkiana Aji dan Raditia Linuria M. Peserta yang mengikuti workshop tersebut di atas akan mendapat sertifikat resmi setelah selesai acara. K
eseluruhan Workshop melibatkan setidaknya 44 orang pengajar. Agar bisa mengikuti rangkaian workshops bisa mendaftar ke http://bit.ly/WorkshopsVVF2020