REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Aliansi politik Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengklaim kemenangan besar dalam pemilihan anggota kongres, Senin (7/12) waktu setempat. Klaim kemenangan ini terjadi pada pemilihan umum yang diboikot oleh politisi oposisi paling berpengaruh di negara itu.
"Kami telah mengalahkan Majelis Nasional dengan suara mayoritas rakyat Venezuela," ujar Maduro.
"Ini adalah kemenangan besar tanpa keraguan bagi demokrasi," ujarnya menambahkan.
Partai Sosialis Venezuela yang dipimpin Maduro dan partai-partai sekutunya merebut 67 persen kursi di Majelis Nasional Venezuela dalam pemilihan Ahad (6/12) waktu setempat. Hal itu ditegaskan oleh Indira Alfonzo, presiden Dewan Pemilihan Nasional Venezuela. Menurutnya, partisipasi masyarakat rendah dalam pemilihan ini oleh karena adanya seruan boikot dari partai oposisi.
Dia mencatat hanya 31 persen dari 20 juta pemilih terdaftar yang berpartisipasi dalam pemilihan kali ini. Jika hasil pemilu parlemen ini disahkan, maka Maduro akan menguasai Majelis Nasional Venezuela yang memiliki total 227 kursi.
Majelis Nasional dipimpin oleh politisi yang didukung Amerika Serikat (AS) Juan Guaido, yang telah mendesak untuk menggulingkan Maduro selama hampir dua tahun dan mengakhiri krisis Venezuela yang semakin parah. Dia didukung oleh Washington dan puluhan negara yang menganggap kepresidenan Maduro tidak sah.
Sementara itu, boikot oposisi berasal dari keputusan Mahkamah Agung yang menunjuk komisi pemilihan baru, termasuk tiga anggota yang telah diberi sanksi oleh AS dan Kanada, tanpa partisipasi Kongres dipimpin oposisi seperti diwajibkan oleh undang-undang. Pengadilan juga mencopot kepemimpinan tiga partai oposisi termasuk Guaido, serta menunjuk pemimpin baru yang dituduh oposisi berkonspirasi untuk mendukung Maduro.
Terlepas dari kekacauan politik Venezuela, pemungutan suara berlangsung tanpa masalah yang jelas di Caracas. Tempat pemungutan suara dioperasikan oleh anggota milisi sipil dan tentara bersenjata bersama dengan petugas pemilu.
Gerakan oposisi Guaido mengadakan referendumnya sendiri selama beberapa hari setelah pemilihan. Ini akan menanyakan rakyat Venezuela apakah mereka ingin mengakhiri pemerintahan Maduro dan mengadakan pemilihan presiden baru.
"Meskipun saya tidak dapat menjanjikan solusi ajaib hari ini, saya dapat memberi tahu Anda dengan pasti dan aman: Anda tidak sendiri. Kami tidak akan menyerah," kata Guaido dalam pesan video. "Kami akan memberikan segalanya sampai kami menang," ujarnya.
Guaido (37 tahun) berjanji untuk menggulingkan Maduro yang berusia 58 tahun awal tahun lalu. Dia mendasarkan klaimnya sebagai presiden sementara pada kepemimpinannya di Majelis Nasional, yang masa jabatannya secara resmi berakhir pada awal Januari di bawah konstitusi.