REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam riset Gopay Digital Donation Outlook (DDO) 2020 tercatat, banyak milenial yang melakukan donasi digital. Hal ini seiring makin mudahnya pembayaran donasi menggunakan uang elektronik.
Managing Director Gopay Budi Gandasoebrata menjelaskan, dalam riset yang dilakukan bersama organisasi peneliti dan pengembangan masyarakat di Indonesia yakni Kopernik, pemberian donasi digital baik secara frekuensi maupun nominal meningkat di seluruh jenjang usia.
"Peningkatan frekuensi paling tinggi tercatat pada generasi milenial. Sementara itu Gen X berdonasi dengan nominal paling tinggi dibanding generasi lainnya," kata Budi, Senin (7/12).
Dia menjelaskan, rata-rata nilai perdonasi digital melonjak menjadi 72 persen selama pandemi. Temuan tersebut, lanjut Budi, sejalan dengan data internal Gopay yang mencatat kenaikan transaksi donasi digital sebanyak dua kali lipat selama pandemi.
Budi menambahkan, pembayaran melalui uang elektronik dapat mempercepat proses donasi, terutama pada situasi darurat. "Manfaat ini pun menjadi sangat berarti di masa pandemi ini ketika semangat gotong royong dan saling membantu di tengah masyarakat meningkat tapi pada saat bersamaan kontak langsung harus dihindari," kata Budi menjelaskan.
Selain itu, Budi mengungkapkan teknologi juga memungkinkan donatur untuk berdonasi digital. Mulai dari mendapatkan informasi lewat media sosial, berdonasi di aplikasi dan situs daring hingga pembayaran digital.
"Sebanyak 48 persen responden mengaku mendapatkan informasi mengenai donasi digital melalui media sosial," ungkap Budi.
Dia menambahkan, aplikadi dan platform donasi daring menjadi medium yang paling banyak dipilih masyarakat berdasarkan dua alasan utama. Khususnya berdasarkan kredibilitas platform dan kemudahan pembayaran.
"Riset menemukan, Gojek menjadi aplikasi digital paling sering digunakan masyarakat sebanyak 52,5 persen. Sementara 71 persen memilih Kitabisa sebagai platform galang dana yang paling sering digunakan," kata Budi.
Co-Founder dan CEO Kopernik, Toshi Nakamura mengatakan, riset tersebut mengungkapkan peluang yang lebih besar lagi ke depannya. Terutama dengan semakin banyak masyarakat yang mau mencoba berdonasi digital.
"Dengan keunggulan dalam transparansi proses donasi dan informasi kredibilitas organisasi yang dituju, kami percaya ke depan kita akan bersama-sama melihat pertumbuhan donasi digital yang lebih positif lagi," ungkap Toshi.