REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor mencari solusi tambahan kapasitas tempat tidur untuk pasien positif Covid-19. Pasalnya, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit sudah hampir penuh.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, di Kota Bogor, Senin, mengatakan tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien positif Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat, dari 455 tempat tidur yang tersedia sudah terisi mencapai 90 persen.
"Tingkat keterisian tempat tidur di ruang ICU untuk pasien positif COVID-19 dengan gejala berat, dari 20 tempat tidur juga sudah terisi mencapai 90 persen," katanya.
Sedangkan, tingkat keterisian Gedung PPSDM milik Badan Narkotika Nasional (BNN) di Lido Kabupaten Bogor, untuk pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala, dari 100 tempat tidur sudah terisi mencapai 60 persen.
Menurut Dedie, Pemerintah Kota Bogor berupaya meningkatkan kapasitas tempat tidur untuk pasien positif Covid-19. Opsinya adalah dengan menambah kapasitas tempat tidur di RSUD atau mencari lokasi lain pada aset milik Pemerintah Kota Bogor untuk menjadi cabang RSUD.
Pemikiran mencari tempat untuk dijadikan cabang RSUD, menurut Dedie, adalah memanfaatkan Puskesmas yang memiliki ruang rawat inap untuk ditambah tempat tidur, peralatan medis, dan tenaga medis.
Beberapa Puskesmas yang diperhitungkan adalah Puskesmes Kecamatan Tanah Sareal di dekat Dinas Kesehatan Kota Bogor, Puskesmas Kelurahan Cipaku di Kecamatan Bogor Selatan, atau Puskesmas Kelurahan Mekarwangi di Kecamatan Tanah Sareal.
"Puskesmas ini adalah aset Pemerintah Kota Bogor dan selama ini sudah berfungsi menjadi pelayanan kesehatan, jadi memungkinkan untuk difungsikan sebagai cabang RSUD," katanya.
Opsi lainnya yang juga dibicarakan adalah hotel untuk tempat isolasi pasien positif dengan gejala ringan. Gelanggang Olah Raga (GOR) Pajajaran juga menjadi opsi untuk menjadi cabang RSUD. "Opsi-opsi tersebut sedang dalam pembicaraan untuk mencari opsi terbaik," katanya.